Sabtu, 31 Oktober 2009

Emangnya Miyabi doang yg bisa ditelanjangin?

Friends,

Ternyata bukan Miyabi doang yg bisa ditelanjangin dengan sempurna walopun mungkin cuma beliau dan sahabat-sahabatnya sesama Avatar penghibur manusia yg mau melakukannya dengan sukarela. Ini ada hubungannya juga dengan heboh yg biasanya berkaitan dengan dikenakannya label oleh orang tertentu. Labelnya bisa bermerk "Indigo". Bisa pula bermerk agama tertentu. Tujuannya cuma satu, yaitu agar sang manusia memperoleh penghormatan berlebih-lebihan sebagai manusia linuwih atawa sakti mandra guna and things like that. Pedahal biasa-biasa saja. Pedahal telanjang. Dan telanjang yg menjijikkan malahan. Tidak seperti Miyabi yg telanjang dan bikin orang terangsang, telanjangnya orang-orang naluriah yg pakai label "indigo" dan agama justru membuat manusia menjadi muak. Kenapa bisa begitu? Jawabannya ada di bawah ini. Baca aja.


+

PERCAKAPAN 1: EMANGNYA MIYABI DOANG YG BISA DITELANJANGIN?


T = Dua hari ini saya banyak membaca masalah indigo. Yang menarik saya adalah sifat-sifat yang mirip dengan di sekitar kita. Tetapi setelah banyak banyak membaca artikel indigo, kesimpulannya menjadi semrawut jika seandainya ada seseorang yang merasa cocok dengan sifat tersebut. Sehingga mengarah pada pengindigoan diri, merasa lebih dari yang lain. Ini masalah baru bagi psikolog untuk menanganinya. Artinya orang menciptakan penyakit psikologi baru.

J = Hmmm...

T = Akhirnya jadilah cabang baru dalam psikologi, yang butuh penyelesaian terapan psikologi (tidak tahu sudah diakui secara ilmiah atau belum?) Itu jika dilihat dari sisi psikologi.

J = Saya juga sudah melihat gejala itu. Ada orang yg sedari awal sudah memiliki bawaan insecure, tidak yakin terhadap dirinya sendiri. Lalu dia shopping ke toko buku dan menemukan buku tentang indigo. Voila, cocok, dan dipakailah indigo sebagai label bagi dirinya sendiri. Cuma excuse saja agar orang lain bisa mengerti dirinya. Pedahal manusia yg sehat tetap akan bisa berjalan apa adanya saja bahkan tanpa label. Label malahan akan membuat kita tidak nyaman. Tetapi memang ada orang tertentu yg justru melabeli dirinya indigo supaya dimengerti orang lain. Dengan kata lain, supaya diberikan dispensasi. Supaya dianggap sensitif. Supaya diberikan perhatian lebih, dsb... Dan menurut saya itu merupakan gejala neurosis (penyakit jiwa ringan). Orangnya bisa berfungsi, tetapi terkadang suka membuat masalah dengan orang lain. Dan ketika diminta pertanggungan jawab, dia akan bilang bahwa dia "indigo".

Cara satu-satunya adalah menerapkan perlakuan yg sama terhadap orang itu. Kalau dia tahu bahwa senjatanya sebagai orang indigo ternyata tidak mempan, akhirnya dia sendiri yg akan lari terbirit-birit. Di milis spiritual indonesia pernah ada orang yg, walaupun sudah tua bangka (usianya di atas 40 tahun), tetapi tanpa tahu malu mengaku sebagai seorang "indigo" dan meminta perhatian berlebih-lebihan dari orang lainnya. Saya bisa langsung tahu bahwa dia mengidap gejala penyakit jiwa ringan, mungkin semacam megalomania atau narcis. Waktu belangnya saya telanjangin, orangnya tidak berani muncul lagi sampai sekarang. Indigo kok takut sama saya?

So, itulah cara menghadapi indigo jadi-jadian. Dan nampaknya sekarang cukup banyak juga orang yg seperti itu. Mereka mau mencari perhatian dengan menempelkan label indigo di dirinya sendiri. Kita telanjangin aja. Emangnya Miyabi doang yg bisa ditelanjangin?

T = Tetapi jika ada yang melihat dari sisi orang yang suka metafisik, fenomena ini akan didefinisikan tersendiri dalam kamus mereka, bahwa indigo adalah orang yang memiliki kemampuan di luar orang normal.

J = Tidak juga. Saya galang gulung di kalangan orang New Age, dan saya justru menemukan bahwa istilah indigo cuma menjadi fads, omongan yg datang dan pergi. Pertama kali bikin heboh, tetapi lama kelamaan dianggap biasa saja karena orang akhirnya akan mengerti juga bahwa yg namanya kemampuan itu ada di semua orang. Asal orangnya mau meditasi, maka akan bisa memperoleh berbagai kemampuan aneh-aneh yg sebenarnya berasal dari dirinya juga. Dan memakai istilah indigo justru memperlihatkan bahwa manusianya sendiri tidak mengerti apa itu spiritualitas. Spiritualitas yg asli itu tidak pakai label. Bukan barang dagangan.

T = Beda lagi pandangan orang mengetahui agama, maka fenomena ini tidak lebih merupakan bantuan jin yang masuk pada diri seseorang, sehingga ada kalanya membantunya dalam bentuk keistimewaan-keistimewaan.

J = Keistimewaan apa? Siapa anak indigo yg paling terkenal di Indonesia? Annisa Raisa Putri (Chacha) yg selalu bicara bahasa Inggris kepada semua orang? Dan semua orang salah kaprah mengira dia langsung bisa bicara bahasa Inggris begitu saja. Pedahal dia pernah diberikan les Inggris privat. Dan karena les privat, akhirnya dia tidak mau bicara bahasa Indonesia. Bicara bahasa Inggris terus, bahkan dengan saya. Saya galang gulung dengan dia di tahun 2004. Waktu itu umurnya 4,5 tahun. Sudah terkenal sebagai indigo. Dan sudah memiliki celebrity complex, selalu mencari perhatian. Akibatnya Annisa tidak bisa tumbuh sebagai anak normal. Mungkin harus home schooling sekarang. Lagipula setahu saya Annisa tidak memiliki jin. Yg punya banyak jin itu saya, by the way...

T = Tetapi jika dibacakan ayat suci padanya, maka jin akan berontak. Seperti pengalaman pemuka agama yang punya bakat sejak lahir, tetapi setelah dibacakan ayat suci secara benar, akhirnya kemampuannya hilang sama sekali (kemampuan pun bisa hilang jika ingin menghilangkannya, tetapi jika tidak ada keinginan, maka jin pun akan bekerja sama untuk saling tetap mempertahankan diri)

J = Saya tidak berpegang pada belief systems bahwa ada ayat suci dan ayat tidak suci. Saya bahkan tidak percaya adanya jin. Yg saya tahu cuma satu, yaitu ada kesadaran di diri kita yg bisa akses berbagai memory (bank data). Kita sendiri memiliki memory yg banyak sekali, tetapi yg kita pakai hanya sebagian kecil saja. Kemampuan manusia yg baru muncul ke permukaan mungkin kurang dari 5%, selebihnya tersimpan di dalam alam bawah sadar kita sendiri. Dan kalau muncul, maka yg muncul adalah sesuatu yg berasal dari kita sendiri. Bukan jin. Dan saya pikir penjelasan saya lebih masuk akal daripada yg diberikan oleh orang-orang agama. Saya sendiri pernah melihat ustad yg bacain ayat-ayat ke orang kesambet jin. Ayat sucinya memble.

T = Dari beberapa sisi itu ada garis yang jelas, bahwa indigo tidak lebih kepribadian yang dimunculkan seseorang, terlepas dari sebab-sebabnya. Kemunculan kepribadian ini menyebabkan orang sekitarnya kadang tidak nyaman, sehingga untuk membuat nyaman mereka harus punya penjelasan agar dapat saling memaklumi. Pertanyaannya mau diarahkan kemana orang yang mengaku indigo? Mau mencoba menghapus atau terus dipertahankan? Atau dimanipulasi? Atau bahkan menjadi bahan percobaan?

J = Dibiarin aja. Itu urusan orangnya sendiri. Dia yg mengaku sebagai indigo kenapa kita yg harus repot? Ini kan cuma soal pungut label dan pasang itu di diri orangnya sendiri. Sama saja seperti pungut label agama dan pasang itu di diri anda. Sampai sekarang saya masih suka melihat orang yg pakai label Islam dan petantang petenteng sebagai orang yg derajatnya lebih tinggi. Ada pula yg pakai label Kristen. Sama saja. Basic dari orang-orang yg mengenakan label adalah latar belakang yg tidak percaya kepada diri sendiri sehingga memerlukan identitas buatan, baik sebagai indigo, maupun sebagai penganut agama.

Kalau tidak mengganggu, ya biarkan saja. Tetapi kalau sudah mengganggu dan menuntut diberikan pengakuan sebagai seorang indigo yg memiliki kemampuan lebih. Atau menuntut pengakuan sebagai orang yg berderajat lebih tinggi karena menganut agama yg terakhir dan sempurna, maka biasanya akan saya telanjangin saja. Telanjangin saja. Emangnya Miyabi doang yg bisa ditelanjangin?


+

PERCAKAPAN 2: TIDAK PERLU MENGAKU SEBAGAI INDIGO


T = Beberapa kali saya baca tulisan/artikel Mas Leo, jadi tertarik ingin nanya sesuatu, sedikit tentang pengalaman saya. Yg saya ceritakan ini berawal kira-kira tiga tahun lalu. Saya termasuk orang yg senang dan betah sendiri terutama malam, saya senang kesunyian, hingga pada suatu malam saya kaget, dan agak takut ketika pertama kali saya merasakan getaran-getaran aneh yg tidak biasa. Saya merasakan ada sesuatu yg lain tertangkap oleh rasa saya. Karena takut, awal-awal saya berusaha cari teman ke tempat yg rame agar bisa mengabaikan.

J = Then?

T = Tapi ternyata makin hari bukannya makin hilang rasa itu. Tapi jadi ga takut, makin biasa saja, kalo saya lagi mau, ya bisa saya rasakan adanya. Tapi bukan melihat, mendengar, ato pegang sesuatu. Tapi saya yakin sesuatu itu ada. Misalnya begini, dalam keadaan rileks, tangan saya bergerak sendiri seakan ada sesuatu yg menuntun ato mengajak. Ato tiba-tiba diajak membaca satu buku, ato mengingatkan tentang sesuatu. Sampai sekarang saya masih alami yg seperti itu.

J = Menurut saya apa yg anda alami merupakan hal yg normal. Ada aliran kebatinan yg menggunakan cara seperti anda untuk pemecahan masalah. Jadi, bila ada suatu masalah, orangnya akan diam saja, dan akan tiba-tiba merasa tertuntun untuk melakukan sesuatu. Bisa apa saja. Dan akhirnya solusi dari masalah itu bisa ditemukan. Saran saya, coba saja anda gunakan teknik anda itu untuk membantu orang lain. Tidak perlu pakai pretensi apapun, tetapi jalani saja apa yg anda rasa harus jalani ketika orang lain bertanya kepada anda. Misalnya, ada orang yg sakit fisik dan minta bantuan kepada anda. Ketika anda merasa harus melakukan sesuatu, ya lakukanlah. Setelah itu dilihat hasilnya. We learn step by step that way. Dan jelas tidak perlu takut ataupun mengaku sebagai indigo.


+

PERCAKAPAN 3: PENGEN JADI LINUWIH TANPA LEWAT MAKOM


T = Dari perantauanku yang blusak blusuk sana sini: para kiyai yang dibilang linuwih pastilah karena ada keturunan dari orang linuwih juga. So silsilah sangat berperan dalam pembentukan orang linuwih ini di kalangan para kiyai dan para santrinya. Ini copian ato karene gender pembawan seperti ilmu IPA itu.

J = Hmmm...

T = So kalo orang yang ndak punya sisilah ato keturunan dari para orang linuwih akan kesulitan untuk merangkak naik spiritualnya karena banyak sandungan di sana. Misalnya wejangan kyai pada santrinya "jangan coba aneh aneh ndak sholat kayak Gus A dan sebagainya, dia itu jelas silsilahnya kamu wong ndak punya sisilah kok neko neko?"

J = Kayak anjing ras aja yah, pake daftar silsilah (stamboom)...

T = Ato yang lain juga "jangan ngikutin gerak gerik perilaku Gus B, ndak bakalan nyampe kita dengan nalar dia, kita nggak sama dengan makomnya dia." Atau "jangan ngikutin Mas Leo, makom seseorang berbeda, kamu yg ndak ada nasib sama sekali jangan aneh aneh ikut ikutan kayak Mas Leo dia itu wes duwur makome". Makom, derajat, tingkatan-tingkatan spiritual itu memang benar ada to?

J = Kalau menggunakan belief system dari kyai yg tinggal di kampung-kampung, ya jelas ada. Tetapi, the kyai yg linuwih itu akan bertemu dengan orang-orang yg super linuwih lagi kalau dia datang ke Jakarta. Dan people in Jakarta linuwihnya tanpa perlu bermakom ria. Linuwih karena sekolah biasa saja dari SD, SMP, SMA, PT. Sudah itu bikin gedung bertingkat. Sudah itu bikin assembling mobil. Sudah itu bikin pabrik farmasi. Bikin pabrik tekstil. Bajak bokep Miyabi. Produksi film. Eksport TKW. Semuanya orang linuwih yg tidak melewati jenjang pendidikan ala makom. Bermakom ria is out of date. Didisain untuk membuat orang bodoh semakin bodoh.

Saya sendiri tidak pakai pengertian ala makom. Saya membantu manusia biasa untuk menjadi diri sendiri saja. Sama saja seperti saya, seorang manusia biasa yg menjadi diri sendiri. We don't even use the term linuwih. Linuwih itu apa sih? Bisa naik babut terbang? Bisa panggil jin? Bisa usir Setan? ... Tanpa perlu ilmu begituan, bahkan Tuhan yg bergelar Allah di sini juga sudah given up sama kita. Allah bilang kita sudah tidak bisa lagi ditakut-takutin sama Setan. Apalagi sama kyai kampung yg ngomong ala makom.

T = Apakah memang orang yang ber spiritual (kyai linuwih, wali, nabi, orang yg dokdeng ahli spirituallah dan sebagainya) mesti harus dapat isaroh dulu yang aneh aneh untuk menjadi orang yang spiritualnya paling bagus/ paling oke (dapat maok, derajat tingkatan spiritual) seperti Mas Leo liat Syeh Abdul Khodir Jailani, Dewi Kwan Im , Ganesha, Yesus ato yang lainnya?

J = Saya melihat mereka bertahun-tahun yg lalu ketika saya wirid dengan fokus di cakra gerbang alam semesta. Cakra ini tersembunyi, dan tidak banyak yg tahu. Pedahal tempatnya itu persis di atas kepala kita. Kalau kita angkat kedua tangan kita setinggi-tingginya di atas kepala, maka kita akan menyentuh cakra gerbang. Jadi, bukan seperti bola yg mengambang persis di atas kepala kita, melainkan lebih atas lagi. Jaraknya setinggi tangan kita. Kalau mau dicoba meditasi dengan fokus di sana, mungkin teman-teman lainnya juga akan memperoleh berbagai penampakan. Coba saja, it's very easy. Tanpa perlu makom.


+

Leo
@ Komunitas Spiritual Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar