Sabtu, 31 Oktober 2009

Tuhan dan Malaikat adalah Space Brothers Kita

Friends,

Apakah benar Tuhan dan para malaikat itu space brothers kita? Makhluk angkasa luar yg mengajarkan nenek moyang kita untuk mulai menjadi manusiawi? Dan apakah benar sampai sekarang space brothers masih suka mondar mandir mengunjungi kita? Munculnya suka tiba-tiba, makanya jangan kaget dan marah kalau bertemu dengan manusia yg anda anggap agak aneh penampilannya. Ada yg tidak klop. Kemungkinan besar itu space brother kita yg sedang dalam perjalanan incognito di bumi ini. Space brothers selalu berharap, siapa tahu ada yg percaya. Siapa tahu ada yg mau menjadi 'implant agent' atau agen rahasia dari space brothers seperti para nabi masa lalu di banyak kebudayaan (dan seperti saya juga sekarang ini)... Percakapan kedua dilakukan dengan seorang rekan yg pernah bertemu Tuhan di Arash.


+

PERCAKAPAN 1: TUHAN DAN MALAIKAT ADALAH SPACE BROTHERS KITA


T = Hai Mas Leo,

Saya seorang Raelian, spiritualitas saya mirip kaum Buddhist, dan yang terpenting dalam Raelian adalah ketidak-terhinggaan. Tidak ada konsep TUHAN dalam spiritualitas saya. Dalam spiritualitas saya, sains adalah no 1. Elohim kami artikan sebagai ilmuwan yang datang dari planet lain, karena Elohim sendiri berasal dari kata jamak.

Tolong, bagaimana pendapat anda, saya ingin berdiskusi dengan anda, jika berkenan, mohon di-download ebook-ebook ajaran Raelian untuk pendalaman materi nanti saat kita berdiskusi.


Download | RAELIAN INDONESIA
Source: indoraelian.org
Amanat Elohim untuk anak-anaknya.

J = Kayaknya saya pernah tahu sekilas tentang itu. Dan anda bisa upload sendiri ebook itu ke milis spiritual indonesia . Upload saja, dan perkenalkan diri anda. Bisa tanya-jawab juga dengan rekan-rekan di sana. Members 2,100 +. I believe it's better that you hold a discussion with many more friends there, unmoderated.

T = Mmm, aku gak berani di group mas, di sana nanti keroyokan, saya ingin berdiskusi empat mata dengan anda :D hehe,

J = Boleh aja, silahkan spontan aja deh sharingnya, tulis apa adanya aja, nanti aku tanggapin di sini juga. To be honest, I have no time to read the ebook. Dulu kayaknya pernah aku buka, isinya kurang lebih sama seperti banyak tulisan New Age, yaitu bagaimana kita umat manusia memiliki kesempatan untuk membuat keputusan. Apakah mau menjadi umat yg manusiawi, berteknologi tinggi,... atau mau tetap terpuruk dalam syariat agama yg sudah tidak relevan atau tidak manusiawi. Things like that. Seperti tulisan Zecharia Sitchin juga. Mungkin mirip juga dengan tulisan Drunvalo Melchizedek. Nothing bad in itself.

T = Ok, kita mulai dengan tanya jawab. Apakah anda percaya TUHAN atau deity yang lebih tinggi dalam mitologi peradaban-peradaban kuno dan agama-agama primitif (termasuk agama-agama Abrahamik, Hindustin, dll )?

J = Deities dalam agama-agama kuno itu merupakan representasi dari aspek-aspek tertentu di alam semesta. Bisa berupa aspek fisik, misalnya Dewa Matahari. Bisa juga aspek kejiwaan manusia, seperti Dewa Shiwa. Dengan kata lain, deities ini cuma simbol saja, dan bukan realitas akhir atau hakekat dari apa yg mau dikomunikasikan. Peta saja, dan bukan wilayahnya.

Peta pulau Jawa bukanlah pulau Jawa secara fisik. Dewa Shiva sebagai simbol manusia seutuhnya adalah peta. Manusia seutuhnya adalah diri kita sendiri. Kesadaran kita. Ketika kita menyembah Shiva, maka kita menyembah kesadaran kita sendiri saja.

Elohim yg muncul di bangsa Yahudi lain lagi. Mulanya dikonsepkan bahwa ada Tuhan yg berada di luar ciptaannya. Terpisah sama-sekali, dan melakukan penciptaan. Ini konsep asli dari Elohim yg tentu saja berubah terus. Lama kelamaan diperhalus oleh nabi-nabi di Perjanjian Lama. Tetapi konsepnya tetap sama saja, yaitu bahwa ada Tuhan yg berada di luar kesadaran manusia. Bahkan di luar alam semesta.

Agama-agama di India, Cina dan Jepang tidak begitu. Di sini, ada pengertian bahwa manusia secara fisik dan kesadarannya sekaligus merupakan bagian tak terpisahkan dari alam semesta. Berkaitan. Dan Tuhan yg memberikan hukum-hukum seperti Elohim tidak dikenal. Yg dikenal adalah hukum-hukum alam biasa yg diberikan simbol sebagai dewa dewi. Dewa Bayu untuk simbol angin. Dewa Agni untuk simbol api, dsb. Tuhan di kebudayaan non semitik ini adalah gabungan dari semua dewa dewi itu, dan lebih lagi... Tuhan yg tidak terdefinisikan. Di India disebut Brahman, dan di Cina disebut Tao.

Di agama Yahudi, Tuhan itu didefinisikan sejak awal mula. Dan diajarkan bahwa Tuhan ada di luar alam semesta ciptaan-Nya. Tuhan pegang remote control. Tuhan bisa mengirimkan bencana gempa bumi ke Padang sebagai hukuman atas kelakuan Walikota Padang yg memaksa siswi sekolah mengenakan jilbab. Dan kalau walikota Padang masih belum kapok juga, maka bencana demi bencana akan datang terus menerus tidak ada putus-putusnya. Tuhan menurut konsepsi Yahudi, Nasrani dan Islam selalu seperti itu cara bekerjanya. Tuihan ada di depan monitor dan siap meledakkan bagian bumi mana saja yg terlalu jahilliyah mau memaksakan syariat. Aceh sudah kena tsunami. Padang kena gempa bumi, dan entah wilayah mana lagi setelah ini...

T = Oke saya menangkap, tapi apakah tidak heran kenapa cerita-cerita mitologi kuno itu sangat strong?

Contohnya Elohim, yang berasal dari kata 'mereka yang datang dari langit', sebenarnya mereka jamak, yang berasal dari kata Eloha 'dia yang datang dari langit', yang kemudian kata Eloha diadopsi di Timur Tengah seperti oleh agama Islam.

Yang saya herankan, mitologi kuno yang mensyaratkan, dewa/ TUHAN/ malaikat itu datang dari langit tampak sangat klop dengan mitologi di daerah lain. Sebut saja, hampir semua mitologi itu menyebutkan bahwa Tuhan/ dewa itu memiliki sosok.

Menurut saya sendiri, dewa-dewa tersebut atau yang sekarang disalah-artikan dengan menyebut Tuhan dan malaikatnya, sebenarnya adalah space brother. Ya, space brother yang sudah mempunyai tekhnologi tinggi yang datang dari planet lain.

Hal ini pernah terjadi ketika perang dunia II, yang melahirkan cargo cult, dimana kaleng-kaleng Coca-Cola diartikan sebagai benda dewa oleh suku primitif di Papua Nugini. Begitu juga bagi orang-orang primitif ini, space brother yang datang dari planet jauh ini dulu sempat datang ke bumi.

Bagaimana menurut anda pandangan saya ini?

J = I have no problem with that kind of opinion. Kalau anda baca buku karya Zecharia Sitchin yg judulnya 'the Third Planet', di situ malahan anda akan menemukan bahwa Sitchin menyimpulkan bahwa ras manusia di bumi ini merupakan hasil peternakan yg dimulai oleh makhluk luar angkasa. Dewa-dewa Mesopotamia merupakan para tokoh luar angkasa itu, yg kemudian saling berperang. Kisah peperangan mereka akhirnya menjadi awal dari mitos Tuhan yg jamak itu.

Ada juga teori yg bilang bahwa ada berbagai makhluk di berbagai dimensi. Dan di dimensi ruang dan waktu yg kita kenal, cuma kitalah penghuninya. Paralel dengan dimensi kita, ada dimensi-dimensi lain dengan makhluk-makhluknya sendiri. Tetapi untuk berkomunikasi dengan mereka kita tidak bisa menggunakan alat apapun. Tidak menggunakan pesawat canggih, tetapi masuk ke dalam kesadaran kita sendiri saja. Tetapi akhirnya kita cuma akan bertemu dengan simbol-simbol saja. Simbolnya bisa juga berbentuk space brother. Saya suka space brother yg cute.

T = Lalu, apakah mungkin para nabi dan para pencerita dari zaman dahulu pernah bertemu dengan space brother ini? Bagaimana menurut anda?

J = Mereka bertemu dengan malaikat who is none other than their inner self. Tapi itu apa yg saya percayai. I believe so, based on my own understanding. Nabi Yakub bergulat dengan satu malaikat semalaman. Bergulat secara fisik. Itu kalau kita mau percaya apa yg ditulis di kitab Genesis yg, konon, ditulis oleh Musa. Tetapi apakah benar ada malaikat yg bergulat secara fisik dengan Yakub? Menurut saya tidak ada. Kemungkinan besar Yakub cuma mengalami pergulatan batin yg begitu intens sehingga dia merasa bergulat dengan suatu sosok yg kemudian di-interpretasikan sebagai satu malaikat.

Saya sendiri pernah antara tidur dan tidak tidur merasa kaki saya dipegangin oleh satu makhluk. Saya tendang-tendang tidak mau lepas. Saya tidak bisa melihat makhluk itu apa, saya cuma merasakan dekapannya di kaki saya yg begitu kuat. Dan saya cuma tahu bahwa namanya 'Darmo Gandhul'... So, mungkin kisah perjumpaan Yakub dengan malaikat itu merupakan pengalaman serupa dengan apa yg saya alami dua tahun lalu itu.

Lagipula kisah-kisah para nabi Yahudi itu tidak lagi asli, sebenarnya. Ketika dituliskan menjadi buku-buku best seller yg sekarang kita sebut sebagai kitab suci, kisah-kisah itu sudah mengalami editting. Sudah mengandung interpretasi.

T = Hmm, kalo menurut saya, 'malaikat' maupun 'Tuhan' dalam Alkitab adalah sosok asli, itulah kenapa cerita mereka strong dan turun temurun. Jika kita membawa pesawat jet kepada suku primitif Amazon yang tidak mengenal peradaban bertekhnologi, kemungkinan besar pesawat jet disebut kendaraan dewa, dan saya yang berkendara pesawat jet tersebut disebut dewa. Kita bisa tes saja, seratus tahun setelah kedatangan saya di pedalaman Amazon tersebut, cerita mengenai dewa yang datang akan diturunkan turun temurun. Hal ini sudah terbukti dengan adanya 'cargo cult' pada masa PD II, di mana pesawat Amerika kala itu dianggap burung besi ( kendaraan dewa ) yang patut disembah oleh mereka.

Jadi saya berpendapat, cerita di Alkitab itu asli, dan sosok asli, begitu juga di Veda dengan kendaraan vimana, Buddha dengan payung tanpa tutup, Al Quran dengan arsy dan buraq, dan cerita relief-relief peradaban-peradaban kuno yang menggambarkan kehadiran space brother ini.

Cerita Yakub yang anda ceritakan tadi menurut saya kurang masuk akal jika hal tersebut hanya karena pergulatan batin, karena jika yang terjadi demikian, cerita dalam Alkitab yang ditulis oleh orang-orang primitif zaman dahulu tidak akan terlihat strong. Memang pada zaman sekarang, cerita tentang pergulatan batin orang primitif zaman dahulu yang kemudian dijadikan kitab cukup tampak masuk akal juga.

J = I genuinely wished to believe that they were true. Dulu saya begitu, saya percaya Musa bertemu dengan makhluk angkasa luar, dan itu tabut perjanjian isinya alat-alat teknologi dan komunikasi. Tapi setelah saya pelajari berbagai kisah kuno di kebudayaan lain, akhirnya saya berkesimpulan bahwa memang seperti itulah cara manusia masa lalu menceritakan asal usul mereka.

Bangsa Jepang, misalnya, mereka percaya bahwa ada Dewi Matahari yg menurunkan keluarga pendeta Shinto paling berpengaruh di masa lalu yg lalu diangkat sebagai kaisar. Dan itu sudah bertahan selama 2,000 tahun lebih. Keluarga yg sama tetap menjadi kaisar secara turun temurun, dan legitimasi mereka adalah kepercayaan bahwa mereka adalah keturunan Dewi Matahari yg di Jepang disebut sebagai Amaterasu Omikami.

Masyarakat tradisional Indonesia juga memiliki kisah-kisah semacam itu. Yg saya ingat ada kisah tentang dewi yg turun dari luar angkasa dan mengajarkan adat budaya kepada masyarakat Sulawesi Utara. Etnik lainnya juga memiliki kepercayaan serupa yg sekarang kita sebut sebagai mitos, tetapi di masa lalu dipegang sebagai kepercayaan turun temurun, bagian dari agama tradisional mereka sebelum masuk agama-agama asing dari luar seperti Hindu, Buddha, Kristen dan Islam.

But I have no problem with theories propagating the belief that we have space brothers. I myself would really like to believe that, but I have to maintain the strongest evidence I could get so far, despite my personal longing to have either an etheric or a physical twin brother. The latter is preferable.


+

PERCAKAPAN 2: SAYA PERNAH BERTEMU TUHAN DI ARASH


T = Ada kelompok tertentu yang mengatakan bahwa saya telah bertemu TUHAN, saya bertanya di mana tempatnya? Jawabannya di ARASH. Bagaimana pendapat anda?

J = Arash? Rasanya saya pernah dengar istilah itu. Menurut saya biar saja orang bicara, istilah yg digunakan orang bermacam-macam. Artinya mungkin sama. Kalau saya sendiri akan mengartikan arash sebagai kesadaran. Di kesadaran. Consciousness.

T = Ya, saya sependapat dengan anda. Rasanya kita yang sudah tau tentang diri kita sendiri... terasa amat sangat gerah melihat kesombongan manusia-manusia yg mengatas namakan Tuhan untuk melakukan perbuatan yg tidak berperi kemanusiaan. Pedahal mereka tau perbuatannya adalah salah. Jadi tinggal kita yang bisa menonton dan menyaksikan di kesadaran kita.

J = Ada yg namanya proses dalam kehidupan pribadi manusia ketika kita bergerak dari ekstrim ke ekstrim. Mulanya ekstrim kiri, lalu ekstrim kanan. Akhirnya kita akan berada di tengah, setelah kita jatuh bangun merasakan sakitnya banting setir ke kiri dan banting setir ke kanan. Dalam kehidupan kemasyarakatan juga seperti itu. Selalu seperti itu.

Masyarakat Barat yg sangat maju sudah mengalami jatuh bangun dari ekstrim ke ekstrim. Mereka pernah mengalami saat-saat kefanatikan beragama. Pernah mengalami juga saat kapitalisme meraja-lela. Mereka juga belajar dari pengalaman. Apa yg mereka nikmati sekarang tidak datang begitu saja. Ada usaha. Ada jatuh bangun. Ada kehancuran. Dan ada saat bangkit kembali. Kita di Indonesia sedang berada di tengah proses semacam itu, yg memang tidak bisa dihindari. Yg penting kita sebagai individu tidak terpengaruh.

Masyarakat bisa gonjang ganjing, dan itu tidak berarti bahwa kita juga harus ikut gonjang-ganjing secara pribadi. Secara pribadi kita bahkan bisa tenang saja, enjoy saja.

T = Anda sering membahas sesuatu pasti dengan kesadaran yg anda utamakan. Ya, saya sependapat dengan anda, hanya sekedar penyatuan pemahaman saja. KESADARAN di diri kita tempat keberadaannya di mana?

J = Menurut saya tempatnya di God Spot atau kelenjar pineal. Kelenjar ini letaknya persis di tengah batok kepala kita dan secara salah kaprah sering disebut sebagai cakra mata ketiga yg memang kurang lebih tempatnya sama. Untuk mencapai kelenjar pineal, caranya mudah. Tentukan titik di antara kedua alis mata anda. Setelah itu tarik titik itu ke dalam batok kepala anda. Itulah tempat pineal. God Spot. Tempat kesadaran kita berada.

Ketika gelombang otak kita masih ada, maka kita disebut makhluk hidup. Ketika gelombang otak kita sudah tidak ada lagi maka kita disebut mati. Definisi hidup dan mati secara klinis itu adalah ada atau tidak adanya gelombang otak. Makanya tidak terlalu berlebihan apabila kita katakan bahwa kesadaran kita tempatnya di dalam otak, di dalam kelenjar pineal atau God Spot itu.


+

Leo
@ Komunitas Spiritual Indonesia .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar