Selasa, 15 Desember 2009

Saya Melakukan Lompatan Gila

Friends,

Kita punya satu teman yg melakukan lompatan gila di percakapan pertama. Percakapan kedua tentang spekulasi kehidupan setelah mati. Dan di percakapan ketiga, ke Surabaya aku 'kan kembali. Cihuy !


+

PERCAKAPAN 1: SAYA MELAKUKAN LOMPATAN GILA


T = Leo saya pengen curhat mimpi lagi (terimakasih).

J = Boleh aja, gimana?

T = Lebih dari seminggu yang lalu, saya bermimpi, mampu melakukan lompatan tinggi, dan aku merasa bangga akan hal itu. Namun, seorang wanita dan beberapa orang pria yang melihat aksiku mengatakan lompatanku belumlah terlalu tinggi, ada seorang pria yang dapat melompat lebih tinggi beberapa meter dariku. Oke, pikirku aku akan membuktikan kepada mereka bahwa aku dapat mengalahkan seorang pria sialan sebelumnya itu.

J = Pria sialan is a good term, then?

T = Aku melihat ada sebuah jembatan penyebrangan di sana, “lihat aku akan melompatinya” kataku kepada wanita dan beberapa orang pria sialan itu.

Aku mengambil jarak, untuk ancang-ancang sekitar 100 meteran dari jembatan penyeberangan yang sangat tinggi itu. Pertamanya aku berlari dengan kencang, sekuat tenaga, bersiap akan melompat ke sana. Namun, di jalanan itu banyak mobil di sana, ada angkutan kota berwarna hijau, dan beberapa mobil pribadi. Awalnya aku tidak menghiraukan mobil-mobil menyebalkan itu. Tapi saat aku melihat mereka akan bertabrakan satu dengan yang lain, lantaran aku berlari di jalan raya itu. Karena aku tak mengharapkan mereka bertabrakan. Maka aku memutuskan untuk berlari di samping jalan raya itu saja. Dengan sedikit perlahan saja. Aku berpikir jaraknya masih jauh, jika aku berlari terlalu kencang, tenagaku akan habis sebelum melakukan lompatan gila itu..

J = Lompatan gila is also a good term, then?

T = Sekitar beberapa meter lagi dari jembatan peyeberangan yang membentang itu, bahkan aku sempat berhenti menunggu jalanan sepi. Baru ketika tidak ada mobil yang melintas dalam jarak dekat. Aku berlari sekuat tenaga mengambil ancang-ancang. Di jalan raya itu, beberapa saat sebelum saya melakukan lompatan. Aku bertemu dengan seorang gadis, yang hendak pergi ke sekolah memakai baju pramuka. Aku memperlambat lariku, dengan maksud untuk menegurnya sejenak.

J = That's nice of you to do that, then?

T = “Lihat jembatan di atas sana” kataku kepada gadis itu, “aku akan melompatinya dan tiba di sana”

“Oh ya?!” kata gadis itu kaget, mendengarnya. Tetapi wajahnya menunjukkan rasa antusiasme yang tinggi. Mungkin dia belum pernah mendengar ada makhluk waras yang ingin melompati jembatan itu. Lantaran jembatan itu terlalu tinggi, mustahil untuk dilompati.

“Ya” kataku, “berikanlah sedikit kekuatan kecantikanmu agar aku dapat berhasil melompat ke atas sana”

Gadis tersebut tidak menjawabnya dia hanya tersenyum malu. Saat ketika jaraknya sudah cukup dekat untuk melakukan lompatan. Aku berlari sekuat tenaga dan langsung melompat setinggi mungkin, membanting tubuhku ke udara.

J = Yeah !!

T = “Ini gila” pikirku, “ini terlalu tinggi aku tidak mampu menggapainya, aku akan mati terjatuh ke bawah sana” Aku kira lompatan yang aku lakukan dengan maksimal tersebut akan berbuah kegagalan, masalahnya jembatan sialan itu terlalu tinggi.

J = Jembatan sialan is also a good term, then?

T = Namun secara mengejutkan aku berhasil menggapai tiangnya. “Ini diluar dugaan”, dengan sedikit usaha aku mengangkat tubuhku ke atas. Dan aku telah berhasil melompati dan berdiri di atas jembatan penyebrangan itu.

J = That's very good.

T = “Yes!! aku berhasil!!” teriakku. Aku berhasil melompat jauh di atas pria sialan yang lompatannya tinggi itu. Aku orang pertama yang berhasil melakukan lompatan gila ini. Aku sangat senang sekali!

J = Saya juga ikut senang, then?

T = Seorang wanita dan beberapa orang pria tadi, bertepuk tangan, begitupun gadis yang memakai pakaian pramuka tadi memberikan aplaus kepadaku. ”Oh gadis memakai baju pramuka itu terpesona melihatkku!” pikirku girang, “Aku berhasil lagi!”

J = Saya juga suka sama anak ABG, then?

T = Beberapa mobil dan angkutan kota yang berada di bawah jembatan itu, berhenti, melihat ada kejadian apa ini? Pada awalnnya mereka tidak tahu, mereka saling bertanya satu sama lainnya. Ada apa ini? Beberapa waktu kemudian mereka baru paham, dan akhirnya memberikan aplaus juga kepadaku. Serta orang-orang yang berada di sekitar sana, baik yang masih di bawah, juga memberikan tepuk tangan meriahnya kepadaku.

J = Plok plok plok... (standing ovation).


+

PERCAKAPAN 2: TANYA HIDUP SETELAH MATI


T = Bung Leo,

Boleh tanya tentang hidup setelah mati?

J = Boleh aja, gimana pertanyaannya?

T = Kita mengenal proses daur ulang. Tanaman tumbuh, berbunga, berbuah, kering. Daun-daun gugur turun ke tanah jadi pupuk, etc. Kehdupan juga bisa diumpamakan sebagai samudra yg menampung segala yg datang, dari sungai dll. Ada gelombang ganas, badai, kadang-kadang tenang (sebagaimana hidap ini) dan pada akhirnya gelombang ini akan mencapai bibir pantai (ibarat akhir perjalanan hidup). Tapi sesudah memecah di tepi pantai gelombang ini kembali pulang bersatu lagi dengn samudra. Ulang dan berulang kembali? Kehidupan dan kemtian tidak merupakan awal dan akhir, tapi merupakan sebuah lingkaran? Mohon tanggapan Bung Leo.

J = Ya, memang seperti itu. Dari apa yg kita amati di alam semesta kita bisa tahu bahwa segalanya ada karena memang ada. Kita bisa bilang bahwa ada yg mati, tetapi sebenarnya tidak mati melainkan hidup kembali dalam bentuk lain. Pohon yg mati akan tetap hidup karena buahnya sudah menjadi pohon baru lagi. Manusia yg mati akan tetap hidup karena anaknya sudah menjadi manusia baru lagi. Kesadaran yg ada di manusia baru itu sama persis dengan kesadaran yg ada di manusia yg telah mati. Kesadaran yg ada di anda sama persis dengan kesadaran yg ada di saya. Yg berbeda cuma memory, ingatan, karena pengalaman hidup kita berbeda-beda. Tetapi memory itu juga tidak hilang, karena kesadaran yg ada di orang lain bisa akses kepada memory itu. Ada yg disebut 'collective memory', memory kolektif di mana segala pengalaman hidup manusia terkumpul, termasuk pengalaman anda dan saya.

Suatu saat anda dan saya akan mati dan, berdasarkan pengamatan terhadap alam semesta, kita tahu bahwa yg namanya kesadaran kita tidak akan hilang. Mungkin kesadarn itu akan diuraikan menjadi komponen-komponennya. Memory akan masuk ke dalam arsip gudang memory kolektif, dan kesadaran sel akan balik lagi terurai menjadi tanah. Tubuh kita tidak ada yg hilang sedikitpun, semuanya terurai kembali menjadi unsur-unsur kimiawinya. Ada yg berubah menjadi energi juga, seperti energi panas dan gerak, tetapi kalau dijumlahkan semuanya tetap saja. Menurut pengertian fisika kuantum, seperti itulah kenyataan dunia ini. Ada materi, ada energi. Materi bisa menjadi energi dan sebaliknya. Tidak ada yg diciptakan dan dimusnahkan. Semuanya abadi, dan yg berubah cuma wujudnya saja.

Yg menjadi pertanyaan bagi kita manusia bukanlah bagaimana tentang tubuh kita yg akan mati membusuk itu. Itu tidak akan menjadi masalah bagi kita. Yg menjadi masalah adalah pertanyaan apakah kesadaran kita juga akan ikut membusuk? Ikut mati seperti tubuh kita? Orang masa lalu dan masa kini memiliki ketakutan bahwa kesadarannya akan ikut menjadi tanah juga setelah mati. Pedahal secara logis kita tahu bahwa kalau kesadaran itu ada, maka harusnya tetap ada bukan? Walaupun fisiknya hancur membusuk, kesadarannya seharusnya tetap saja ada. Atau paling tidak terurai menjadi komponen-komponen kesadaran yg akhirnya akan bisa digunakan lagi untuk membentuk kesadaran lainnya. Bisa dikatakan kesadaran di diri manusia yg akan lahir nanti.

Diri kita sebagai sebagai suatu kepribadian atau personality tidak akan hidup selama-lamanya. Kita semua akan mati. Tetapi kesadaran yg kita tahu ada itu tidak akan mati. Bisa terurai kembali menjadi kesadaran lain. Bisa juga di-convert menjadi energi. Bisa juga di-convert menjadi materi. Bisa saja bukan? Hukum kekekalan massa dan energi mengatakan bahwa massa itu energi, dan energi itu massa. Tidak ada yg akan musnah, dan cuma ada perubahan wujud dari yg satu ke yg lain. Tetapi ada tambahan satu lagi di sini, yaitu elemen kesadaran, consciousness.

Kita sadar bahwa kita sadar, we are conscious of being conscious. Apakah kesadaran kita yg seperti ini akan tetap setelah kita mati? Atau akan berubah? Itu pertanyaan segala abad bukan? Dan saya rasa tidak akan pernah bisa dijawab dengan memuaskan selain penjelasan bahwa kesadaran yg ada pastilah tetap akan ada. Mungkin akan terurai menjadi komponen-komponennya, mungkin akan bergabung dengan komponen-komponen dari kesadaran lainnya. Dan mungkin akan bergabung kembali dalam satu entitas kesadaran baru. Itu hipotesa belaka. Dan kita cuma bisa sampai pada pengertian seperti itu saja apabila tidak mau jatuh dalam jebakan pemikiran keagamaan yg, kita semua tahu, telah terlalu jauh berspekulasi.


+

PERCAKAPAN 3: KE SURABAYA AKU 'KAN KEMBALI


T = Ko Leo, mau tanya-tanya dikit.

J = Boleh aja, what's that?

T = Hidup ini adakah tujuannya? Kalo ada apa tujuannya?

J = Tujuan hidup ditentukan oleh manusianya sendiri. Manusianya maunya apa? Kalau manusianya bertujuan untuk masuk surga, dan dia merasa tahu caranya, maka itulah tujuan hidup untuk manusia itu. Manusia lainnya punya tujuan untuk menjadi orang tua yg baik dan benar bagi anak-anaknya. Dan itulah tujuan hidup bagi manusia kedua itu. Jadi kita tidak bisa pukul rata memaksakan satu tujuan hidup bagi manusia-manusia lainnya. Tiap manusia berhak dan bisa menetapkan apa tujuan hidupnya sendiri, bahkan untuk sama sekali tidak menetapkan tujuan hidup. Tidak punya tujuan hidup juga merupakan tujuan bukan? Tujuan hidupnya adalah hidup tanpa tujuan.

T = Sikap koko terhadap reinkarnasi (dunia ibarat sekolah, nanti kalo belum lulus ya sekolah lagi)?

J = Reinkarnasi mungkin benar ada, mungkin pula tidak. Kita bisa berbicara menggunakan konsep reinkarnasi dengan teman-teman yg percaya kepada reinkarnasi. Dengan teman-teman yg tidak percaya konsep itu, kita bisa menggunakan konsep lainnya. Menurut saya sendiri, reinkarnasi cuma spekulasi belaka, karena tidak pernah bisa dibuktikan secara tuntas dan meyakinkan sampai saat ini bahwa ada reinkarnasi dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya. Seperti masuk sekolah di mana kita bisa belajar, jatuh bangun, berbuat kesalahan, melakukan perbaikan, dan akhirnya lulus dan masuk nibbana. Ada juga yg bilang setelah lulus kita akan bablas ke galaksi lain. Itu bisa saja, namanya konsep.

T = Apa ada konsekuensi dari "selain manusia" ketika saya berbuat jahat dan berbuat baik? (contoh yang dari manusia: dipenjara, dipukuli, dipuji, diberi hadiah).

J = Setahu saya konsep jahat dan baik cuma berlaku bagi manusia saja. Yg bilang jahat dan baik itu manusianya sendiri bukan? Hewan tidak mengenal konsep jahat dan baik. Kita mengenal aksi dan konsekwensi. Ada aksi yg kita lakukan, dan ada konsekwensi yg diberikan oleh manusia-manusia lainnya terhadap aksi yg kita lakukan. Konsekwensi itu juga bisa diberikan oleh kita kepada diri kita sendiri. Kita juga manusia bukan? Jadi bisa saja seorang yg merasa berbuat suatu kejahatan akhirnya menghukum dirinya sendiri. Dia bisa lolos dari penjara, tidak ketahuan, tetapi akhirnya dia menghukum dirinya sendiri. Seperti itu ada dan cukup banyak juga. Kita bisa menghukum diri kita sendiri kalau kita merasa apa yg kita lakukan jahat, dan sebaliknya.

T = Kapan ada acara silaturahmi di Surabaya?

J = Belum tahu. Bulan November tahun lalu kita ramai-ramai bikin acara sarasehan di Radio Sonora Surabaya. Sekarang belum ada rencana lagi ke sana. One day we shall. Ke Surabaya aku kan kembali, yeah !!

T = Terimakasih Ko Leo, sukses selalu dalam pekerjaan dan hidup koko :D

J = Terimakasih juga, GBU.


+

Leo
@ Komunitas Spiritual Indonesia .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar