Minggu, 31 Januari 2010

Meditasi Tanpa Pesan Sponsor

Friends,

Berikut tanya-jawab antara seorang rekan pria yg very ganteng dengan saya. Isinya tentang jatuh bangun dalam praktek meditasi. Pernah merasa ekstasi, lalu jatuh, lalu bangun lagi. And that's very common. Saya juga jatuh bangun. Maju mundur. Gedebak gedebuk. Gubrak gabruk. Tetapi kalau tidak begitu saya tidak akan bisa bicara dan menulis apa adanya saja. Seperti ini.


+

MEDITASI TANPA PESAN SPONSOR


T = Aku sempat baca komentar Mas Leo somewhere on facebook soal meditasi jantung kembar (if not mistaken) yg dikembangkan oleh Choa Kok Sui. Mas Leo bilang itu meditasi mata ketiga yg dipenuhi belief system.

J = Ya, benar. Meditasi jantung kembar seperti dipopulerkan oleh Choa Kok Sui sangat sarat dengan belief system. Kalau sudah bicara tentang memancarkan cinta kasih blah blah blah... maka itu sudah belief system. Dan itu bukanlah hal yg essensial. Kalau memang meditasi di cakra dua jantung akan bisa memancarkan cinta kasih, maka tanpa perlu dikhotbahkan tentang cinta kasih, maka otomatis manusianya akan penuh cinta kasih. Tetapi, kalau Choa Kok Sui wanti-wanit memesan orang untuk mengingat wejangannya, maka artinya ada sesuatu yg dipaksakan. Yg dipaksakan itu namanya belief system, sistem kepercayaan.

Termasuk dalam belief system itu adalah keharusan menjadi veggie, vegetarian yg tidak makan daging. Keharusan berhenti merokok. Keharusan ini dan itu. Ada haram dan halal. Dan kalau sudah ada haram dan halal, apa bedanya Choa Kok Sui dengan segala macam ustad yg khotbah bahwa haram bagi wanita untuk menjadi imam bagi pria? Wanita tempatnya di bawah kaki pria, dan tidak boleh bicara banyak. Harus mentaati pria sebagai imamnya blah blah blah... Itu belief system. Sistem kepercayaan. Sifat dari suatu sistem kepercayaan adalah pemaksaan. Ada yg dipaksakan harus dipercayai. Kalau tidak dipaksakan maka tidak bisa berjalan. Sedangkan kita di sini berbicara tentang meditasi.

Kalau benar meditasi akan membuat manusianya penuh cinta kasih kepada sesama, maka tanpa perlu pesan sponsor hal itu akan terjadi dengan sendirinya. Apabila meditasi menyebabkan manusianya semakin sadar bahwa vegetarian ternyata merupakan gaya hidup lebih sehat, maka manusianya akan mengurangi makan daging. Tetapi, kalau perlu pesan sponsor segala macam, maka itu namanya meditasi yg penuh dengan belief systems. Dan jelas itu tidak ada bedanya dengan novena di kalangan Katolik, dan wirid di kalangan Islam. Pedahal meditasi yg asli menurut saya adalah yg tanpa belief systems, tanpa pesan sponsor.

T = Hmmm, aku jadi ingat waktu belajar atman yoga dulu. Atman yoga itu pahe reiki tummo + kesadaran hati nurani yg dikembangkan Irmansyah Effendi. Soal anatomi hati nurani, menurutku penjabaran Irmansyah Effendi lah yg paling komplit sepanjang abad, walaupun sekarang aku pikir itu cuman konsep doang.

J = Hati nurani itu konsep doang. Siapa bilang orang yg tinggal di Arab Saudi dan menganut paham Wahabi itu tidak punya hati nurani? Mereka punya hati nurani, tetapi hati nurani mereka berupa versi 1,500 tahun yg lalu di mana TKW bisa dipakai oleh majikan pria. Menurut budaya mereka yg tertulis jelas di dalam Al Quran, para majikan pria berhak memakai budak wanita. TKW dari Indonesia dianggap sebagai budak di Arab Saudi. Ini najis sekali. Tetapi menurut hati nurani orang Arab Saudi, mereka sudah berbuat sesuai akhlak yg diajarkan oleh Al Quran.

So, hati nurani itu sifatnya selalu palsu. Hati nurani merupakan bentukan dari belief system atau sistem kepercayaan. Bisa berasal dari agama atau tradisi. Dan karenanya, kita tidak bisa lagi mengandalkan hati nurani yg selalu kedodoran itu. Fyi, orang Indonesia memiliki hati nurani palsu juga. Sedikit-sedikit bilang maaf, pedahal tidak ada maksud meminta maaf sedikitpun. Kata maaf dikeluarkan supaya jalannya tidak dihambat oleh orang kelurahan. Itu ajaran budaya kita, mengucapkan maaf pada tempat yg tidak semestinya. Pedahal tidak perlu kata maaf bagi sesuatu yg tidak merugikan orang lain. Masa untuk bicara saja harus pakai kata maaf? Tetapi itulah hati nurani palsu orang Indonesia. Yg korupsi justru tidak bilang maaf. Itu juga budaya Indonesia, korupsi berjamaah. Indonesia sampai sekarang masih menempati salah satu tempat teratas sebagai negara paling korup satu dunia. Ini satu dunia lho. Salah satu yg terkorup di satu dunia. Dan ternyata menurut hati nurani palsu orang Indonesia, korupsi itu halal. Asal tidak ketahuan, maka hukumnya halal.

T = Aku dulu ikut atman yoga sampe level 4. Di level 4 inilah kundaliniku dibangkitkan for the first time in my existence, walaupun kata seorang teman yg lain, sushumnaku yg dibukakan oleh si master pengajar atman yoga gak mulus jalurnya. You know what, sehari setelah pembangkitan kundaliniku itu, aku merasakan sakit di perut kanan bagian atas. Menurut terawangan teman, itu karena tubuh emosiku terguncang akibat proses pembersihan oleh kundalini. Dan teman ini membantu menstabilkan tubuh emosiku setelah aku sms asking for his help, dan ajaib, sakit tsb langsung hilang.

J = Ok, then?

T = Atman yoga itu (dan reiki tummo-nya Irmansyah Effendi) latihannya begini: menyentuh tengah-tengah dada dengan jari kita sambil tersenyum santai, lepas dan pasrah ke tengah-tengah dada tsb. Kami dulu kalo lagi latihan itu, si master pembimbing pasti ribut macam tukang parkir. Dia akan teriak gini "ya, terus, terus, lepas, lepas, lebih lepas lagiii, jangan dilawan, rasakannnn..., ikuti rasa damai itu, rasakan kasih itu, teruusssss, aaahhhh, lagiii...".

J = Lucu juga yah.. Rasanya seperti melihat orang-orang Kristen Karismatik yg teriak-teriak Yesus. Yesus!! Yesus !! ... Itu merupakan metode pelepasan stress yg biasa saja. Bisa dijelaskan dari sudut pandang psikologi. Di sini dibilang pelatihan yoga ataman, dan di sana dibilang kebaktian memuji Yesus. Pedahal intinya sama, yaitu melepaskan stress hidup. Mencoba merasakan diri kita yg sejati apa adanya saja, walaupun hasilnya tentu saja tidak dijamin. Masih ada faktor X di sini.

T = Banyak praktisi atman yoga yg tertawa lepas terbahak-bahak kayak orang gila, ada yg nangis, ada yg cuman senyum manis aja, dsb. Kalo aku sendiri pernah mengalami rasa sakit menusuk di dadaku, kadang nangis terharu, kadang tertawa lepas mengikuti perasaan bebas di hati, kadang cuman senyum simpul aja merasakan rasa ringan melayang dari hati. Aku juga udah sempat merasakan hatiku mengembang (sesuatu yg cukup mengejutkan bagiku mengingat aku ini kan gak peka merasakan perasaan-perasaan halus).

J = Itu metode biasa saja. Tanpa disebut sebagai atman yoga juga bisa. Lakukan saja sendiri. Lepaskan saja semua stress itu. Bahkan hal-hal beginian bisa dilakukan dalam menonton pertandingan sepak bola. Pertandingan sepak bola itu begitu therapeutik manfaatnya karena para penonton bisa menjadi diri mereka sendiri saja dengan berteriak-teriak. Dan menghilangkan stress. Bisa menjerit, bisa tertawa, bisa menangis. Dan itu lebih jujur tanpa harus menyebutnya sebagai atman yoga.

T = Harus aku akui, latihan atman yoga memberikan kedamaian dan ketenangan yg luar biasa. Sehabis lokakarya level 3 & 4 secara berturut-turut selama 2 hari, aku sempat lho merasakan sangat damai dan tenang selama berhari-hari, kayak lagi hidup di Surga (macam dah pernah ke Surga aja ya). Pas latihan bersama juga gitu, terasa enak, tenang, dan damai.

J = Mereka yg habis menjerit-jerit di gereja Kristen Karismatik juga merasakan kedamaian. Menjerit dan bertepuk-tepuk tangan seperti orang gila untuk "memuji Yesus" (dalam tanda kutip). Pulangnya perasaan damai itu tetap ada, hilang semua stress. Tetapi ini menyebabkan kecanduan. Semakin lama semakin kecanduan. Semakin stress menumpuk, maka semakin keraslah teriakannya kepada Yesus. Yesus!! ... Dan menurut saya Yesus geleng-geleng kepala tanpa henti melihat kelakuan orang Karismatik itu. Kristen Karismatik termasuk sekte Nasrani yg paling tidak berpendidikan. Uneducated. Tetapi lama-kelamaan orangnya mencapai pendidikan tinggi juga. Dan semakin berpendidikan orangnya, maka praktek jahilliyah menjerit-jerit itu semakin ditinggalkan. Akhirnya normal lagi.

Tetapi yg jarang atau sungkan orang bicarakan adalah dampak therapeutik atau penyembuhan dari teriakan-teriakan kepada Yesus. Bisa tertawa dan menangis. Bisa lompat-lompatan. Bisa berguling-gulingan di lantai. Dan habis melakukan perbuatan gila-gilaan itu mereka akan pulang dengan damai. Hilang semua stress sehingga bisa menjalani hidup normal sampai saat sesi jerit-menjerit berikutnya. Yesus !! ... Takbir berbunyi Allahuakbar juga seperti itu fungsinya. Menghilangkan stress bagi para pelakunya, apalagi ditambah dengan loudspeaker yg akan mentransfer stress itu kepada penduduk yg tinggal di sekeliling mesjid. Rasanya enak sekali bagi orang stress yg teriak-teriak Allahuakbar melalui corong mesjid karena stress mereka akan ter-transfer dengan sempurna ke kuping manuisa-manusia lainnya yg tidak berdosa, then?

T = Dulu aku sempat sangat rajin melakukan semua latihan atman yoga, hingga pada suatu titik ketika aku merasakan suatu luapan emosi yg datangnya dari tengah-tengah dada, rasanya sangat tidak enak, tidak nyaman, bikin blingsatan dan kalo aku teruskan latihannya, aku bisa kejang-kejang kayak kena epilepsi dan terkapar di lantai. Kalo gak salah, luapan emosi itu datangnya sekitar 3-4 tahun lalu dan hingga beberapa bulan lalu masih suka mampir tiap aku duduk meditasi. Itu sih salah satu faktor juga yg bikin aku berhenti meditasi, selain perasaan down/sedih yg kuceritakan sebelumnya.

J = Anda mau bertanya kenapa bisa timbul perasaan sedih itu secara tiba-tiba bukan? Jawabannya adalah repressi, penekanan ke dalam alam bawah sadar. Bukannya mengurai benang kusut belief system yg ada di diri peserta, para instruktur atman yoga itu dengan seenaknya mendorong orang untuk melepaskan stress secara fisik. Itu fisik, walaupun pakai istilah cinta kasih, alam semesta, blah blah blah... Dan itu tidak ada bedanya dengan orang-orang yg menjerit-jerit di gereja Karismatik. Tidak ada bedanya dengan orang-orang yg menjerit-jerit di malam takbiran. Stress mereka tetap ada, dan cuma ditekan ke dalam alam bawah sadar. Juga sama saja seperti mereka yg gila bola dan ketagihan menjerit-jerit tiap kali nonton pertandingan sepak bola, stress tetap ada dan akan muncul tiba-tiba setiap saat.

T = Bulan November kemarin aku ikut retret MMD (Meditasi Mengenal Diri), aku sempat khawatir juga sih, kalo luapan emosi itu datang, gimana? Aku malu dong entar diliatin orang kayak lagi kena epilepsi. Untungnya sekaligus anehnya, luapan emosi itu gak pernah datang lagi bahkan hingga sekarang. Apa vipassana itu telah membersihkan kotoran batin tsb? Entahlah.

J = Setahu saya MMD tidak mengajarkan belief system tertentu. Menurut pengamatan saya dari jarak jauh, MMD dari Pak Hudoyo Hupudio justru tidak menjejalkan orang dengan belief system. Orang disarankan untuk mengenali dirinya sendiri, tanpa perlu ikut ini atau itu, walaupun jelas nuansa Buddhist kelihatan di sana. Buat saya MMD masih terlalu kental dengan nuansa keagamaan. Buat saya sendiri, saya akan keluarkan total segala macam simbol-simbol agama dari meditasi, dan dengan cara itu barulah benar-benar kita bisa mengenal diri kita sendiri. Diri kita yg asli itu tidak pakai agama. Tidak pakai simbol keagamaan. Kalau kita keluarkan segala macam simbol, akhirnya kita akan memunculkan simbol diri kita sendiri. Kita tidak akan bilang ini Buddha dan itu bukan Buddha. Ini Islam dan itu bukan Islam. Ini Kristen dan itu kafir. Kita tidak akan begitu lagi, tetapi kita akan menjadi diri kita sendiri saja. Dengan simbol yg muncul spontan dari dalam kesadaran kita sendiri saja.

T = Kesanku selama belajar kesadaran hati nurani adalah bahwa di balik kedamaian, ketenangan, dan kelembutannya, the-so-called hati nurani itu otoriter, tunggal, tak terbantahkan, antara ya/tidak, dan harus diikuti. Bila tidak diikuti, hati nurani akan memberikan respon berupa perasaan tidak enak atau menciut. Kan kalo kita nanya ke hati nurani tentang suatu perkara, bila hati nurani setuju, maka sang hati nurani akan mengembang dan terasa ringan, damai, dan tenang. Cuman satu pantangannya, dilarang menggunakan hati nurani untuk hal-hal duniawi seperti memilih pilihan berganda saat ujian, menanya harga saham akan turun atau naik, dsb. Sang hati nurani tidak akan kasih respon, atau, kalaupun merespon, seperti yg kubilang tadi, akan timbul rasa tidak enak atau menciut. Tapi, untuk memilih menu makanan, sang hati nurani boleh ditanyain. Caranya, kita baca menu makanan, trus rasakan respon hati nurani setiap kita melihat jenis makanan. Kalo aku sih ga bisa begituan. Kalo aku milih menu makanan, biasanya aku visualisasikan bentuk jadinya, dan kalo aku ngiler, berarti itu menu yg cocok.

J = Hati nurani itu sifatnya palsu, artifisial, buatan. Kita bilang baik dan tidak baik karena kita diajarkan untuk bilang baik dan tidak baik. Pedahal secara azasi tidak ada yg baik, dan tidak ada yg tidak baik, semuanya merupakan pilihan. Beristri lebih dari satu merupakan perbuatan tidak baik. Mutlak jahat dan tidak baik kalau menurut etika Kristen. Tetapi menurut etika Islam, maka beristri lebih dari satu bisa berarti baik. Dan hati nurani penganut Kristen dan Islam akan bersuara sesuai dengan apa yg diprogramkan. Yg Kristen bilang bergundik ria is too bad. Yg Islam bilang bahwa bergundik ria merupakan kelaziman yg dicontohkan oleh nabi-nabi yg diridhoi Allah. Allah itu membedakan manusia, fyi, dan nabi yg dicintai Allah boleh punya gundik. Gundik means gendak, pemuas napsu birahi. Kambing bandot saja bisa dijodohkan dengan empat betina sekaligus, maka tidak heranlah maka pria mukmin bisa menancapkan anunya ke empat wanita sekaligus walaupun sang nabi besar sendiri konon beristri atau bergundik sampai sebelas orang, ceile..

Dan wanita-wanita Kristen akan mencemooh praktek pergundikan, dan wanita-wanita Islam akan menelan ludah dengan pasrah kalau ditakdirkan oleh Allah untuk menjadi istri ke sekian. Amin amin ya rabbil alamin... Tetapi ini semua tak lain dan tak bukan adalah belief system yg memunculkan hati nurani. Hati nurani palsu. Yg satu bilang baik karena diajarkan untuk bilang baik. Alasan tentu saja bisa dicari-cari, yg penting orang harus dicuci otaknya dulu untuk bilang bahwa wanita itu di bawah pria. Kalau otaknya sudah dicuci bersih, maka maka hati nurani palsu akan bisa ditanamkan. Hati nurani yg berasal dari agama dan tradisi itu palsu semuanya. Penipuan dan pembodohan massal.

T = Lalu, apakah the-so-called hati nurani itu ujungnya akan tembus ke mata ketiga juga?

J = Tentu saja tidak. Bagaimana mungkin hati nurani bisa tembus ke mata ketiga? Hati nurani itu produk akhir dari belief system, sistem kepercayaan berupa agama dan tradisi. Ujungnya bukan mata ketiga atau batin. Apakah anda masih belum tahu juga bahwa justru mata ketiga itulah yg akan bisa memunculkan pengertian spontan apa adanya saja yg akhirnya akan bisa menelanjangi segala macam belief systems dan hati nurani palsu?

T = Hmmm... tapi kenapa dia otoriter, tunggal, ya/tidak, dan tak terbantahkan? Apakah itu rembesan dari belief system sang grandmaster?

J = Hati nurani itu diciptakan orang orang tua dan lingkungan kita ketika kita masih balita. Istilah psikologinya itu superego. Superego akan membuat kita merasa berdosa ketika kita makan berantakan. Superego akan bisa membuat kita bisa merasakan sakit fisik ketika kita makan berantakan, bahkan setelah orang tua yg mengajar kita untuk makan dengan rapih sudah tidak ada lagi. Figur pertama yg menempati bagian jiwa kita yg disebut superego itu adalah orang tua atau pengganti orang tua kita. Setelah kita lebih besar sedikit kita diajarkan bahwa ada Tuhan. Lalu sedikit demi sedikit figur orang tua di dalam benak kita digantikan dengan figur Tuhan. Pedahal itu cuma akal-akalan saja yg dipraktekkan oleh orang tua kita yg bahkan mungkin tidak akan pernah sadar. Bergenerasi-generasi praktek mengajarkan agama dan tradisi diteruskan tanpa manusianya sadar bahwa itulah proses menciptakan "hati nurani" (dalam tanda kutip).

Hati nurani yg kita bicarakan selalu harus dimuat dalam tanda kutip karena segalanya itu palsu. Artifisial. Buatan belaka. Kita ini masih termasuk masyarakat terbelakang dibandingkan dengan masyarakat Eropa Barat dan Amerika Utara karena kita masih terpenjara oleh hati nurani palsu. Kita masih banyak berpegang pada keharaman yg palsu. Pedahal tidak haram. Dan bisa dilakukan tanpa diri kita kehilangan suatu apapun. Tetapi kita anggap itu "haram" (dalam tanda kutip juga).

Haram untuk kritik pemerintah sekarang sudah jadi halal. Haram untuk kritik agama sekarang sudah setengah halal. Pedahal itu tidak haram, dan diharamkan oleh manusia jaman dahulu dengan ancaman neraka. Dan neraka itu apa kalau bukan hukuman yg diberikan oleh orang tua kita ketika kita masih kanak-kanak? Lalu figur orang tua digantikan oleh Tuhan yg sebenarnya cuma fantasi belaka. Tuhan itu hasil fantasi kita. Proyeksi kita dengan bahan dasar berupa kepribadian orang tua kita sendiri.

T = Aku jadi berangan-angan nih mau bikin sebuah filsafat yg menguraikan bagaimana suatu rejim kebenaran bisa tercipta di kalangan praktisi spiritual. Tentunya ini harus berbeda dari rejim kebenaran dalam filsafatnya Michel Foucault.

J = Bikin aja, walaupun sudah cukup banyak juga yg mengulas bahwa hati nurani itu palsu, bentukan budaya. Saya dari dulu sudah bilang terus terang tentang hal itu, dan orang yg sudah terbuka mata ketiganya (mata batinnya) akan bisa ketawa-ketawa saja melihat saya menelanjangi agama-agama. Memang semuanya triks belaka, permainan curang mengatasnamakan "Tuhan". Pedahal itu cuma cara pandang, cara didik, dan ujung-ujungnya cuma untuk melestarikan kedudukan pemimpin agama, orang-tua dan negara juga. Kalau negaranya masih otoriter dan menginjak-injak HAM seperti di Arab Saudi, Iran, Somalia dan berbagai masyarakat Islami lainnya, maka audzubillah lah jadinya. Mana tahan?

Hati nurani yg asli itu berada di luar agama dan tradisi. Gus Dur itu bukan Islam walaupun berkiprah dalam ruang lingkup masyakat Islami. Gus Dur itu orang universal, sudah melewati kotak-kotak agama. Setahu saya sampai saat ini nama Gus Dur tercatat bersama dengan banyak LSM pembela HAM yg mengajkan judicial review atas UU yg menginjak-injak HAM Kebebasan Beragama di Indonesia. Di Indonesia saat ini masih ada UU yg melindungi agama-agama seolah-olah agama itu satwa langka. Harus dilindungi dari orang yg mengkritiknya. Pedahal kita harus berani mengkritik dan menelanjangi agama seperti dilakukan di masyarakat Barat yg sudah begitu maju itu. Mereka begitu maju karena agama sudah ditelanjangi. Mereka tahu siapa itu Tuhan yg disohorkan oleh agama. Dan itulah awalnya sehingga mereka bisa begitu maju sampai sekarang.

Mata ketiga atau batin di orang-orang Barat itu sudah banyak yg terbuka. Mereka melihat apa adanya saja tanpa takut disantet dan dipelet seperti banyak orang Indonesia sampai saat ini. Mereka juga tidak perlu bilang maaf ini dan maaf itu. Mereka banyak yg telah menjadi diri sendiri saja, banyak yg telah mengaku agnostic dan atheist. Dan itu lebih oke dibandingkan dengan orang Indonesia yg masih terpuruk dalam pembodohan yg terakhir dan sempurna dalam bentuknya berupa ajaran agama. Belief systems. Tradisi.

Meditasi itu bisa dilakukan tanpa pesan sponsor, tanpa dibebani oleh belief systems untuk memancarkan cinta kasih blah blah blah... Tanpa pesan sponsor harus vegetarian blah blah blah... Kalau benar meditasi di kedua cakra jantung seperti diajarkan oleh Choa Kok Sui itu bermanfaat membuat orangnya menjadi penuh cinta kasih, maka tanpa perlu diajari orangnya akan penuh cinta kasih.

Kalau harus dijejali dahulu, maka artinya Choa Kok Sui juga tidak ada bedanya dengan para ustad yg mengkhotbahkan Allah. Trik belaka. Dan cepat atau lambat segala macam trik itu akan berbalik kepada manusianya sendiri. Amarah yg ditekan dan dialihkan menjadi praktek jerit menjerit akan balik kembali. Orangnya akan stress kembali.

Anda sudah mengalaminya sendiri bukan? Anda stress karena trik dari yoga atman ternyata tidak bisa menghilangkan amarah anda. Amarah itu harus diuraikan dengan dialog. Dialog dengan diri sendiri, dialog dengan saya, dialog yg jujur dengan orang-orang yg mau jujur. Dan biasanya dialog yg jujur itu justru tidak bisa dilakukan oleh orang beragama. Orang-orang beragama itu banyak yg tidak jujur. Mereka banyak yg menipu dirinya sendiri. Praktisi spiritual kelas bawah dan menengah juga banyak yg tidak jujur. Mereka berusaha untuk menjadi "orang baik" (dalam tanda kutip). Pedahal konsep "orang baik" itu dihasilkan oleh hati nurani. Hati nurani palsu. Belief system yg dipaksakan.

Solusinya cuma satu, yaitu jadilah diri sendiri. Kalau mau marah, ya marahlah. Kalau mau sedih, ya sedihlah. Tanpa perlu ada yg ditekan, tanpa perlu ada yg disembunyikan. Tanpa perlu ada yg disamarkan dengan alasan Tuhan, Alam Semesta.. and all those bullshits.


+

Leo
@ Komunitas Spiritual Indonesia .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar