Sabtu, 31 Oktober 2009

Kamu Seorang Homo

Friends,

Hari ini ada obrolan tentang homo, tunangan selingkuh dan mistisisme Timur. Saya biasa-biasa saja. Maksudnya saya bisa jadi homo, bisa selingkuh, dan bisa ikut-ikutan menjadi orang mistik Timur juga. Bisa ikut dan bisa tidak ikut. To be or not to be that's the question, kata Shakespeare...


+

PERCAKAPAN 1: KAMU SEORANG HOMO


T = Btw, komen soal dirimu, hem yah ada beberapa masuk tanggapan tentang kamu ketika namamu aku sebutkan kemaren.. ya ada yg bicara tentang kamu seorang homo, tapi urusan apa sama aku, kamu baik-baik aja sama aku..

J = Kita semua basicnya bisexual. Yg homo asli sedikit sekali. Yg straight asli juga sedikit sekali. Sebagian besar dari kita bisexual. It is one of my themes, raising the awareness that we are all bisexual.

Saya sendiri gak cocok bergaul dengan orang-orang gay, gak suka dan gak bakat. But in my opinion, dunia ini akan jauh lebih baik kalau kita semua mau menerima bahwa kita memang memiliki kecenderungan bisex. Terima saja tanpa perlu ditekan ke bawah sadar.

Banyak dari pelecehan dan kedegilan yg dipraktekkan oleh orang-orang agama Timur Tengah berasal dari asumsi mereka bahwa pria itu semuanya straight. Mereka tidak mau menerima kenyataan bahwa mereka sendiri bisex. Akibatnya mereka mau membuktikan terus bahwa mereka straight 100 persen dengan cara aneh-aneh.

Ya, gak bisalah. Akibatnya semuanya jadi error. Mungkin juga yg kawin sampe empat kali itu benernya cuma mau membuktikan bahwa dia total straight. Pedahal benernya bisex like most of us.

Menerima kenyataan bahwa kita semua bisex akan membawa banyak perbaikan di segala sendi kehidupan masyarakat. Tapi memang tidak bisa sekali jadi. It takes tens of years. Sudah puluhan tahun dilakukan awareness raising di negara-negara Barat yg sudah jauh lebih mending dibandingkan dengan negara terbelakang seperti Indonesia yg masih sexist.

Kalau kita bisa menerima bahwa kita ini maskulin dan feminin sekaligus secara kejiwaan, maka kita akan berkurang sifat sexist-nya. Akan berkurang sifat chauvinisme-nya. Masyarakat Barat itu sudah kurang sekali sifat male chauvinisme-nya. Pria Barat lebih memperlihatkan sifat feminin dibandingkan dengan pria Indonesia.

Semakin berpendidikan seorang pria, maka akan semakin terbukalah pikirannya bahwa dikotomi maskulin dan feminin itu juga cuma artifisial. Kejiwaan kita memiliki keduanya, maskulin dan feminin sekaligus.

Menerima yg maskulin dan menekan yg feminin menyebabkan masyarakat menjadi sakit seperti di Barat pada masa lalu, dan seperti di masyarakat Islami pada masa sekarang.

Ini bukan berarti kita harus fucking with both sexes walaupun bisa saja dilakukan. Artinya cuma menerima bahwa jiwa kita ini maskulin dan feminin sekaligus. Kalau pengertian itu saja diterima dengan sadar maka akan sudah merupakan pencerahan yg luar biasa, apalagi kalau orangnya berasal dari latar belakang yg sangat cupat dan takut sama Alllah ta'alla, the memedi yg sangat sexist dan chauvinistic itu.


+

PERCAKAPAN 2: TUNANGAN SAYA SELINGKUH


T = Dalam hidup saya yang jadi ukuran tentu diri-sendiri, misalnya: kalau kita tak mau dicubit ya jangan nyubit. Saya orang yang percaya bahwa Yesus adalah manusia biasa, terlepas dari segala pandangan orang tentang ketuhanannya, tapi saya merasa dengan mengenal dia sebagai manusia itu justru menjadi inspirasi dalam hidup saya, dan itu yang menguatkan saya ketika akhirnya harus menerima hal yang gak enak ini.

J = Yesus memang manusia biasa, sama persis seperti anda dan saya.

T = Setiap keputusan memiliki konswekensi. Beberapa tahun lalu saya bertunangan dengan seseorang yg sebetulnya kurang srek banget, tapi karena saya selalu membohongi diri, sampai akirnya ketika sudah dekat dengan hari pernikahan, saya bertemu dengan gadis lain yang membuat saya sungguh jatuh cinta, akhirnya hubungan kami berakhir dengan menyisakan perih untuknya.

J = Then?

T = Saya menjalin hubungan dengan cewek baru saya. Tiga tahun kami jalani dengan suka dukanya. Kamipun bertunangan... eh setelah kami bertunangan kejadian ini menimpa saya...ia berselingkuh.

J = Berselingkuh adalah hal biasa, then?

T = Saat itu saya sempat syok, karena dia sendiri yang ngomong, dan ia menyesal, saat ini saya berusaha memaafkan dia, menerima dia apa adanya, jadi inilah karma saya.
Mohon diberi pencerahan ya bung?

J = Pencerahan apa lagi? Menurut saya berselingkuh adalah hal biasa. Kita semua manusia bebas bukan? Dan kalau ternyata kesempatan mengijinkan, maka berselingkuhlah kita. Berselingkuh bukanlah kriminal, bukan pidana. Selingkuh itu dasarnya suka sama suka. Tidak ada pemaksaan. Tidak ada yg salah.

Yg mungkin menjadi masalah adalah orang yg merasa "memiliki" (dalam tanda kutip). Anda merasa memiliki tunangan anda, sehingga merasa rugi ketika tunangan anda selingkuh. Tetapi, apakah benar tunangan anda itu milik anda? Anda sudah beli dia? Dengan harga berapa?

Yg dilanggar dalam perselingkuhan cumalah hal komitmen saja. Dan ini komitmen lisan, bukan tertulis. Kalau tertulis, anda bisa mengajukan tuntutan secara perdata dan kalau terbukti bisa memperoleh ganti rugi. Tetapi komitmen yg tidak tertulis tidak bisa diapa-apakan. Anda tidak bisa menuntut secara perdata di muka pengadilan. Lagipula yg anda mau tuntut itu siapa? Tunangan anda atau pasangan selingkuh tunangan anda?

So, dalam kasus perselingkuhan, segalanya tergantung dari anda. Kalau anda bisa menerima kembali tunangan anda yg telah mengaku selingkuh itu, ya terima sajalah. Anggap saja kasusnya selesai. Tutup buku. Dan kalau anda tidak mau terima, bubar sajalah. Bubar baik-baik dan cari lagi pasangan yg mungkin akan lebih sesuai dengan anda. Ini bukan soal karma atau pembalasan, melainkan tentang hal yg wajar dan sangat umum dalam hubungan seksual antar manusia.

Either you accept it, or you reject it. Kalau tidak mau terima ya bubar aja, bubar jalan grak!


+

PERCAKAPAN 3: NGOMONG MISTISISME TIMUR


T = He he.. pic profile nya keren tuh, kalau liat pic profilenya gini gak etis kalau pake Om, gw panggil Leo aja oke!

J = Ya, panggil Leo aja.

T = Sekarang mending kita membicarakan topik mistisme Timur. Yang gw temukan kepercayaan-kepercayaan Barat (Yahudi, Kristen, dan Islam) jika dibandingkan dengan mistisme Timur, tidak ada apa-apanya. Secara sains dan ilmu pengetahuan alam termasuk perbintangan, mistisme Timur jauh lebih unggul. Nah bagaimana sebagian dari kita masih mengatakan Islam merupakan agama yang terakhir dan sempurna, jika kepercayaan yang muncul lebih dulu di ufuk Timur jauh lebih top! Walaupun tetap aja buatan manusia, tapi tidak sebodoh manusia yang hanya bisanya copy paste doang, dari kebudayaan Babilonia itu, he he..

J = Budaya Timur jauh lebih tinggi dibandingkan dengan agama-agama Timur Tengah. Agama-agama Hindu, Buddha, Tao merupakan puncak-puncak spiritualitas manusia untuk satu dunia. Ini semuanya agama holistik, menggabungkan aspek maskulin dan feminin, dan tidak bersifat patriarkal habis-habisan seperti agama-agama Yahudi, Nasrani dan Islam. Patriarkalisme itu sifatnya selalu parokial, cupat, menekan kaum wanita, menginjak-injak HAM. Yg ditonjolkan adalah ego kaum pria.

Ego kaum pria itu lalu diproyeksikan menjadi Yehovah dalam agama Yahudi. Yehovah akhirnya menjadi Allah dalam Islam. Sifatnya egois, maskulin, dan bisa dimaklumi karena ini Tuhan yg adanya di awang-awang. Merupakan proyeksi dari manusia yg merasa rendah diri karena berada di lingkungan budaya internasional yg semuanya canggih. Yahudi itu bangsa kecil, makanya Tuhan mereka perlu menguasai satu jagad. Nasrani yg merupakan sempalan Yahudi sudah tidak menggunakan konsep Tuhan yg sempit itu. Nasrani sudah bilang Tuhan adalah bapak. Bapak itu lebih mending dibandingkan dengan Tuhan yg bisa menyuruh orang membantai penduduk Palestina. Tuhan Yahudi yg asli adalah yg menyuruh Musa untuk membantai penduduk Palestina. Tetapi, sayangnya, Tuhan yg tidak berperi-ketuhanan itu akhirnya diambil alih juga oleh Islam dan diberi nama Allah.

T = Pada kepercayaan-kepercayaan Barat (Yahudi, Kristen, dan Islam) kebanyakan berisi tentang ancaman neraka dan Allah yang brutal, terutama Yahudi dan Islam? bagaimana perndapatmu Le?

J = Iyalah, kita semua sudah tahu itu. Allah yg brutal itu merupakan proyeksi dari rasa rendah diri bangsa nomaden yg sekarang kita kenal sebagai Yahudi. Bangsa-bangsa yg beradab seperti Mesir, Persia, India dan Cina justru tidak mengenal Allah. Yg mereka kenal adalah prinsip-prinsip alam semesta, seperti yin dan yang, maskulin dan feminin. Harus ada maskulin dan feminin supaya terjadi pembuahan. Kalau feminin dan feminin tidak akan terjadi pembuahan, namanya cuma lesbianisme. Tidak dilarang, cuma tidak bisa punya anak aja. Tetapi maskulin dan feminin bukan cuma ada secara fisik, melainkan di kejiwaan, dan di prinsip pergerakan alam semesta.

Kita harus bergerak di satu sisi ekstrim sampai full sebelum akhirnya balik kembali. Ketika balik, kita akan menempuh jalan yg sama dengan arah kebalikannya, sampai full juga. Begitu seterusnya, dari ekstrim ke ekstrim. Kalau tadinya memaksakan syariat dalam segala sendi kehidupan masyarakat, akhirnya masyarakat berontak sendiri dan para pemimpin agama kehilangan kredibilitas mereka. Negara-negara Eropa Barat sudah melewati tahap ini, ketika monarki absolut didukung oleh agama, dan ketika agama dipaksakan penerapannya oleh penguasa. Tetapi akhirnya semuanya bubar. Monarki absolut runtuh, agama ditelanjangi oleh ilmu pengetahuan, dan demokrasi didirikan dimana-mana. Sekarang semua orang bisa bebas berbicara. Dulu tidak seperti itu.

Dulu Eropa Barat seperti Arab Saudi dan Iran sekarang ini, di mana manusia tidak boleh membantah perkataan ulama. Tetapi akhirnya segalanya bubar. Manusia menjadi pintar dan agama-agama tidak laku.

Kita di Indonesia masih dalam tahap ragu-ragu. Apakah mau menendang agama ke luar dari kehidupan kita? Kalau ditendang, di tempat mana seharusnya agama itu dimasukkan? Saya sendiri sudah mengusulkan bahwa agama harusnya ada di domain pribadi, jadi manusia bisa beragama atau tidak beragama apa saja. Domain publik atau kemasyarakatan itu netral. Tidak ada agama. Negara itu tidak beragama. Negara atheist. Tidak percaya konsep Tuhan. Yg percaya konsep Tuhan itu manusia, dan bukan negara.

Mistisisme adalah hal ketika kita menyadari hal ini. Ketika saya sadar bahwa agama-agama merupakan ciptaan manusia dan banyak dampak negatifnya, maka boleh bilang saya seorang 'mystic'. Seorang mistik adalah seorang yg menyadari kesatuannya dengan alam semesta. Yesus itu seorang mistik. Siddharta Gautama juga. Syekh Siti Jenar juga. Lao Tzu di Cina juga. Semua orang mistik tidak beragama. Tidak percaya kepada Tuhan. Kita cuma bisa merasakan apa yg kita bisa rasakan, dan itu tidak perlu iman. Yg namanya iman adalah pemaksaan. Pemaksaan orang untuk percaya ini dan itu. Alasannya adalah rasa takut.

Ketakutan adalah kunci yg dipasangkan oleh agama-agama Yahudi, Kristen dan Islam di otak manusia-manusia yg masih lugu. Ditanamkanlah rasa takut sehingga manusia mau saja dijejalkan segala ajaran dengan alasan bahwa tanpa ajaran agama maka masyarakat akan berantakan. Pedahal yg bikin berantakan itu adalah ajaran agama sendiri. Pedahal tanpa ajaran agama justru masyarakat akan teratur. Akan tertib dan manusiawi. Akan menghormati HAM. Lihat saja di negara-negara Barat yg maju itu. Semuanya tidak didasarkan agama.


+

Leo
@ Komunitas Spiritual Indonesia .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar