Selasa, 24 November 2009

Amithaba, uhuk uhuk...

Friends,

Percakapan berikut tentang metode meditasi samantha atau pembersihan batin yg dilakukan oleh seorang teman tanpa melalui bimbingan seorang guru. Menurut teori, pasangan samantha adalah vipasanna. Menurut saya, cocoknya kedua metode meditasi itu dikawinkan saja sehingga praktisinya akhirnya akan bebas menjadi diri sendiri saja tanpa perlu repot mikirin keduanya lagi. Begini ceritanya.


+

T = Mas Leo.

Saya X, pria 32 tahun, di Jakarta. Saya telah mengikuti milis SI selama lima hari ini, dan saya sangat tertarik dengan posting-posting Mas Leo yang BLAK-BLAKan dan apa adanya, juga tentang mata ketiga yg mungkin baru saya kenal.

J = Ok.

T = Saya lebih mau mengenal agama kira-kira pada umur 26 tahun, dan akhirnya saya lebih condong ke Buddhist (karena ortu Kong Hu Cu), walaupun saya SMP dan SMA-nya di sekolah Katolik.

J = Ok.

T = Pengetahuan tentang spiritual saya memang masih sangat dangkal, makanya setelah membaca posting-posting dari Mas Leo tentang mata ketiga dan elemen-elemen yg ada di dalam diri manusia, saya ingin mohon petunjuk dari Mas Leo.

J = Boleh aja, what's that?

T = Kalau saya itu termasuk elemen apa yah, Mas Leo?

J = Mungkin elemen api yg dalamnya air. Anda pernah merasakan tidak bisa jalan terus ketika di usia pertengahan 20-an, lalu banting setir dan menjadi Buddhist. Itu ciri elemen api yg bisa banting setir ke kiri dan ke kanan. Anda masih bisa banting setir lagi sekarang kalau situasi mengharuskannya. Pada pihak lain, elemen air yg ada di diri anda mungkin tidak terlihat oleh orang lain. Orang lain melihat anda seperti tidak berperasaan, pedahal sangat bermain perasaan. Sama seperti saya juga, uhuk uhuk...

T = Saya biasa di rumah meditasi samantha pake obyek pernapasan (saya belajar dari buku-buku meditasi theravada), dan meditasi samantha itu menurut teori buku-buku meditasi cuma menekan kekotoran batin kita aja, tidak bisa menghilangkan kekotoran batin kita.

J = Hm...

T = Memang setelah meditasi pikiran itu tenang banget, tapi setelah 6-8 jam pikiran kacau lagi.

J = Hm...

T = Menurut teori buku-buku meditasi, kita harus vipasanna untuk bisa melihat segala sesuatu itu apa adanya, tapi mesti ada guru pembimbingnya (makanya saya tidak berani).

J = Hm...

T = Apakah bisa dengan meditasi pernapasan kita membuka mata ketiga kita? Mohon bimbingannya, Mas?

J = Mata ketiga kan cuma istilah saja. Sejak lahir mata ketiga kita sudah terbuka dan bisa melihat apa adanya saja, tetapi kita digoblok-goblokin oleh orang yg jualan Tuhan dan agama. Katanya harus meditasi vipasanna, katanya harus ada guru. Pedahal, kalau bertemu dengan guru meditasi vipasanna yg gila agama, maka mata ketiga atau batin anda akan semakin tertutup oleh prasangka.

Anda akan takut makan daging. Anda akan takut melihat gambar porno. Anda akan takut merasa marah. Anda akan menyalahkan diri sendiri ketika sedih. Anda akan berpatokan kepada akidah atau aturan yg dibuat oleh agama atau guru anda, dan ujung-ujungnya adalah menjadi robot hidup. Agama-agama itu semuanya tanpa kecuali selalu mau membuat manusia menjadi robot hidup.

Ada yg mengiming-imingi Surga, dan ada yg mengiming-imingi Nirvana. Sama saja. Sorga itu konsep Arab, dan Nirvana itu konsep India. Konsep-konsep saja, yg dibuat agar manusia mau masuk dalam kotak-kotak. Ada kotak yg bernama kaum awam, dan ada kotak yg bernama kaum "ahli Surga". Ada pula kotak yg bernama "Sangha". Pedahal kita semua tidak ada bedanya. Semuanya manusia biasa saja, yg kalau lapar harus makan, kalau haus harus minum. Kalau lelah harus tidur.

Batin itu kemampuan melihat apa adanya saja tanpa dipengaruhi oleh rasa curiga bahwa yg ini halal dan yg itu haram. Kalau sudah ada halal dan haram maka mata batin anda akan tertutup. Kalau sudah ada aturan bahwa vipasanna mutlak, maka batin anda akan tertutup bahkan sejak sebelum mengikuti vipasanna.

Kalau anda percaya bahwa meditasi samantha akan menekan kekotoran batin anda, maka seperti itulah yg akan anda alami. Anda akan merasakan diri anda "kotor" (dalam tanda kutip), pedahal yg anda rasakan cuma hal biasa saja. Keresahan biasa saja yg diakibatkan karena sewaktu kecil anda terlalu banyak ditekan sekaligus dibiarkan begitu saja. Ada perasaan tidak keruan ketika kita dewasa yg segalanya bisa ditelusuri dari masa kanak-kanak yg kurang atau bahkan tidak bahagia.

Tetapi kita tidak dapat kembali ke masa kanak-kanak bukan? Paling kita bisa belajar untuk menerima bahwa ada bagian dari diri kita yg tidak terpuaskan di masa kanak-kanak, dan kalau bisa kita akan memuaskannya. Kalau tidak bisa, maka kita akan membiarkannya dengan pengertian bahwa masa lalu adalah masa lalu. Ada sesuatu yg hilang, dan ternyata yg hilang itu membantu kita agar menjadi manusia seperti sekarang ini. Kalau saya tidak disepelekan, misalnya, maka saya tidak akan bisa menjadi manusia yg bisa membantu banyak orang lain. Itu salah satu contoh saja.

T = Karena Mas Leo selalu memberi petunjuk kepada orang-orang berdasarkan kesadaran orang itu masing-masing, mohon Mas Leo bisa memberikan saya petunjuk dan bimbingan guna perkembangan spiritual saya?

J = Be yourself. Kalau anda tidak percaya apa yg dituliskan oleh buku-buku itu, anda tidak perlu memaksakan diri untuk percaya. Walaupun saya juga memegang simbol berbentuk Buddha, saya sendiri tidak mau mengikuti segala akidah yg dipaksakan oleh aliran-aliran Buddhist. Akidah itu buatan manusia belaka, dibuat oleh manusia yg tidak ada bedanya dengan anda dan saya. Kalau saya mau mengikuti segala macam syariat Buddha, maka saya tidak akan bisa seperti sekarang ini. Saya tidak akan bisa membantu banyak orang. Saya cuma akan ada di belakang pintu biara dan komat-kamit amithaba... Maybe seperti di film-film silat Mandarin.

Amithaba, amithaba,...

T = Trims karena saya udah diterima sebagai teman di facebook, senang bisa berkenalan dengan Mas Leo. Semoga Mas Leo berbahagia, semoga semua mahluk berbahagia.

J = Amithaba, uhuk uhuk...


+

Leo
@ Komunitas Spiritual Indonesia .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar