Rabu, 16 Desember 2009

Tidak Perlu Pahe

Friends,

Percakapan pertama tentang pengalaman seorang teman yg bermimpi melihat cahaya putih yg dinamakannya suatu agama baru. Dia mau membawa itu ke India. Percakapan kedua tentang awal perjalanan seorang rekan, dari agama ke spiritual. Seperti apa?


+

PERCAKAPAN 1: SAYA BILANG HARUSNYA AGAMA BARU ITU DIBAWA KE INDIA


T = Mas Leo,

Saya mau cerita mimpi-mimpi saya nih. Kira-kira udah beberapa minggu yg lalu.

J = Boleh aja, like what?

T = Sebenarnya mimpi ini panjang Mas Leo, tapi sebagian besar saya sudah lupa.

J = No problem, yg inget aja seperti apa?

T = Ceritanya begini, saya mimpi ada di sebuah bukit gersang berwarna coklat yg terjal, banyak batu-batu yang tajam menjorok dari tanah. Di bukit itu ada jalanan setapak yg spiral panjang dari bawah hingga ke atas bukit tersebut, dan di sepanjang jalan tersebut ada banyak sekali orang-orang memakai jubah putih. Mereka semua memakai tudung kepala sehingga wajahnya tidak kelihatan.

J = Ok, then?

T = Pada saat itu saya ada di puncak bukit bersama seseorang teman yg saya merasa di mimpi itu saya kenal, padahal saya tidak tau itu siapa, dan juga bersama anak laki-laki dari adik ibu saya (dia memakai jubah putih dan saya tidak melihat saya memakai baju apa), dan beberapa orang-orang bertudung yang saya tidak kenal.

J = Ok, then?

T = Posisi kami pada waktu itu berlutut di hadapan cahaya putih. Di puncak itu ada sebuah cahaya putih, cahaya putih itu berbicara, tapi sebagian besar saya sudah lupa. Yang saya ingat ucapan terakhirnya, yaitu 'TUHAN INI LEBIH TINGGI DARI ALLAH, ALLAH SAJA MENYEMBAHNYA'. Dan saya langsung mengatakan di dalam hati saya, 'ini agama baru, the New Religion'.

J = Ok, then?

T = Dan setelah mendengar kata-kata terakhir dari cahaya putih tersebut saudara saya bilang, 'ini mah sesat'.

J = Ok, then?

T = Setelah cahaya putih itu selesai berbicara, bukit itu langsung runtuh mengubur orang-orang yg ada di bawahnya, yg jelas saya selamat, dan saudara saya tidak tau ada di mana.

J = Ok.

T = Saya sendiri tidak tau bagaimana saya selamat, yg saya tau saya langsung berada di sebuah tempat seperti markas, dengan beberapa orang di dalamnya. Saya langsung bertanya kepada seseorang yg sedang di depan monitor, 'Bagaimana keadaan dia?' (maksudnya teman saya yg saya merasa kenal padahal saya tidak kenal). Dia menjawab, 'Parah, tangan dan kakinya buntung'.

J = Ok.

T = Lalu tiba-tiba saya seperti menonton sebuah adegan di mana ada seseorang yang beragama baru tersebut bisa menjadi raksasa dan menginjak-injak sebuah bangunan mirip apartemen. Saya bisa melihat isi ruang tersebut, ada seseorang yang sedang lari-lari menghindari injakan raksasa tersebut.

J = Ok.

T = Dan tiba-tiba setelah itu saya seperti terbangun dari tidur saya, dan di kamar saya ada beberapa orang yang saya tidak kenal bilang kepada saya, 'Mau kita bawa ke mana agama baru ini?' Saya bilang, 'Kita bawa ke India saja'.

J = Ok, then?

T = Setelah saya mau berjalan tiba-tiba tubuh saya penuh kotoran dan lumpur. Saya bergumam, kenapa jadi kotor begini, lalu tiba-tiba bersih kembali setelah saya berjalan ke pintu kamar saya dan membukanya.

J = Ok, then?

T = Di dekat kamar saya ada seseorang, mirip bapak Fauzi Bowo dan Jusuf Kalla, saya tidak jelas yg mana. Tiba-tiba ada yg bertanya kepada dia, 'Apa agama kamu?' Dia bilang, 'agnostik'. Mimpi selesai.

J = Ok.

T = Lalu saya akhirnya benar-benar bangun, pada saat itu saya bingung apa saya masih bermimpi, akhirnya saya tidur lagi... Kira-kira artinya apa ya, Mas Leo?

J = Artinya memang ada agama baru yg menyembah cahaya putih. Cahaya putih itu simbol dari kesadaran manusia, dan memang lebih tinggi daripada Allah yg hanya konsep saja dan tidak bisa berbicara. Cahaya putih itu simbol dari kesadaran yg ada di diri anda dan semua orang. Kalau orangnya belum sadar bahwa cahaya itu ada di dalam dirinya, maka orangnya akan bilang bahwa itu 'sesat'. Pedahal yg sesat adalah yg menyembah bermacam-ragam konsep Tuhan, seperti Allah, dll.

Cahaya putih itu simbol saja, dan kita tidak perlu lagi mengkonsepkannya. Kalau kita mau menguraikannya lagi, maka kita bisa jatuh ke dalam jebakan orang-orang beragama yg tidak puas-puasnya menguraikan siapa itu Allah, apa sifatnya, apa kemauannya, apa kesukaannya, apa kebenciannya. Mengapa Allah menempatkan pria di atas wanita, mengapa Allah menurunkan nabi-nabi, mengapa Allah menurunkan kitab suci, dsb... Tidak akan ada habis-habisnya. Dan jelas itu konsep yg inferior, lebih rendah dibandingkan kesadaran kita yg bisa sadar sesadar-sadarnya. Kita sadar bahwa kita sadar, dan itulah yg tertinggi. Bahkan Allah yg cuma konsep itu saja menyembahnya. Konsep Allah itu lahir dari manusia yg menyembah cahaya putih itu. Artinya, cahaya putih itu memang disembah oleh semuanya, termasuk oleh Allah yg merupakan hasil olah pikir dari manusia yg menyembah si cahaya putih. Dan bukan disembah juga, sebenarnya. Cahaya putih itu memang ada, itu simbol dari kesadaran kita saja. Kita sadar bahwa kita sadar.

Setelah cahaya putih itu berbicara, maka bukit yg anda lihat itu runtuh, dan orang-orang bertudung putih lalu berantakan, ada yg kakinya patah dan lain sebagainya. Anda tidak apa-apa karena anda ternyata cuma melihat saja, tidak ikut berpartisipasi. Nah, orang-orang bertudung putih itu adalah simbol dari orang-orang beragama. Ketika mereka sampai kepada cahaya putih itu, dan mereka mendengar sendiri cahaya putih itu berbicara, maka otomatis segala sesuatu yg mereka tempelkan ke tubuh mereka akan porak poranda. Segala macam ritual ternyata habis tak bersisa. Itu simbol yg dimunculkan dari runtuhnya bukit.

Lalu anda melihat tubuh anda sendiri kotor. Anda tidak tahu kenapa. Tetapi kotoran di tubuh itu rontok dengan sendirinya ketika anda berjalan ke arah pintu. Artinya, perasaan bersalah yg ada di diri anda ternyata cuma illusi saja. Akan otomatis bersih setelah anda mau bergerak menuju ke luar. Pintu itu simbol dari arah menuju ke luar. Bisa dibilang ke luar dari diri sendiri dan menjangkau orang-orang lainnya. Anda juga mendengar orang bertanya-tanya hendak kemana agama baru itu dibawa bukan? Lalu anda mendengar suara yg bilang: 'Ke India'.

Ini juga simbolik. Ke India berarti membawa pemahaman tentang kesadaran yg ada di diri kita kepada mereka yg masih terbutakan oleh segala macam belief systems berlapis-lapis yg ada di anak benua India. India memang tempat asal banyak pemikiran spiritual, tetapi ratusan juta penduduk India tetap saja terbelenggu oleh takhayul bahkan sampai saat ini. Kesadaran mereka tertutup rapat, dan anda yg telah mendengar sendiri suara putih itu berbicara memang harusnya membawa agama baru itu ke India.

Bawa saja.


+

PERCAKAPAN 2: AGAMA ADA UNTUK MANUSIA DAN BUKAN SEBALIKNYA


T = Salam,

Saya ingn bertanya. Sebenarnya saya adalah penganut Katholik sejak kecil. Alkitab adalah petunjuk bagaimana menjalani hidup ini, sebab di sana ada pelajaran, nasehat-nasehat, peringatan dlsb, walaupun banyak juga pertanyaan-pertanyaan yg tak terjawab, yg saya anggap bahwa semua yg terjadi adalah kuasa Tuhan.

J = Ok, then?

T = Akhir-akhir ini saya tertarik dengan hal-hal spiritual, kemudian dengan konsep agnostik yg dikenalkan oleh Bung Leo. Sebagai pemula mungkin terlambat seiring dengan usia tapi saya coba untuk memahami dengan membaca/sharing.

J = Ok, then?

T = Yang saya ingin tanyakan kepada Bung Leo, apa sebenarnya yang terjadi dengan keadaan saya ini?

J = Apa yg anda alami adalah sesuatu yg normal, anda memasuki satu tahap dalam hidup anda di mana secara intuitif anda sadar bahwa apa yg diajarkan oleh agama ternyata hanyalah hal-hal simbolik, dan tidak perlu diikuti secara literal atau harafiah. Kelahiran Yesus yg dirayakan tiap hari Natal, contohnya. Itu simbol dari kelahiran kembali diri kita sendiri bukan? Kelahiran tiap orang dari kita yg masih mau menaruh harapan kepada hidup ini. Masih tetap berharap bahwa kesadaran yg ada di diri kita tetap akan hidup, walaupun kita banyak membuat kesalahan di masa lalu, walaupun kita tahu banyak dari harapan kita mungkin tidak akan menjadi kenyataan. Natal adalah simbol dari kelahiran. Kelahiran Yesus dan kelahiran tiap orang dari kita juga. Artinya begitu sederhana, dan segala ritual keagamaan hanya akan membuatnya menjadi complicated.

Mungkin anda telah sampai kepada pengertian bahwa Yesus berbicara tentang diri kita dan bukan tentang dirinya. Yesus itu anda, saya dan siapa saja yg mau menerima ke-ilahian dirinya. Kita ini semuanya memiliki kesadaran illahi. Baik mengikuti ritual Katolik ataupun tanpa ritual, kita semuanya memiliki kesadaran illahiah. Illahi artinya abadi, tidak diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan. Memang tidak bisa dibuktikan kita ada di mana sebelum lahir dan akan ke mana setelah kita mati. Kita cuma bisa tahu bahwa kita illahi, titik. Illahi itu konsep keagamaan. Dan orang agnostik tidak pakai konsep seperti itu.

Agnostik artinya mengakui bahwa kita sadar, kita memiliki kesadaran di sini dan saat ini saja. Dan kita memiliki segala sesuatunya yg memungkinkan kita untuk hidup di dunia ini. Ada panca indra, ada tubuh, ada hormon, ada pikiran, ada perasaan. Ada metabolisme. Ada segala-galanya yg kita ketahui memang ada. Dan ada juga simbol-simbol yg kita gunakan untuk komunikasi. Komunikasi bisa secara verbal dengan kata-kata yg diucapkan dan dituliskan. Bisa juga secara telephatik atau empathik, artinya tidak diucapkan tetapi bisa langsung dipahami. Itu semuanya memang ada, baik kita menggunakan konsep Tuhan ataupun tidak. Baik kita beragama maupun tidak. Dan orang agnostik memilih untuk tidak beragama karena tahu bahwa apa yg diajarkan di agama-agama itu semuanya simbolik belaka.

Yg jelas, kita semuanya berusaha untuk mencapai keseimbangan lahir dan batin. Untuk hidup dan menikmati segalanya yg bisa kita nikmati, mengerjakan apa yg bisa kita kerjakan, dan meninggalkan hal-hal yg bisa merusak diri kita sendiri maupun orang lain. Sederhana sekali bukan? Dan sebenarnya seperti itu pulalah ajaran-ajaran agama apabila manusianya mau sadar. Sayangnya banyak manusia yg tidak sadar bahwa agama itu isinya simbol-simbol belaka, dan yg essensial justru adalah manusianya.

Agama itu ada bagi manusia, dan bukan manusia bagi agama.


+

Leo
@ Komunitas Spiritual Indonesia .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar