Minggu, 31 Januari 2010

Kesimpulannya, yg disebut 'Tuhan' itu siapa?

Friends,

Kesimpulannya, yg disebut 'Tuhan' itu siapa? Kalau anda merujuk kepada agama, anda akan dikibuli terus, dibilang Tuhan terakhir kali berkomunikasi dengan manusia ini dan manusia itu. Pedahal yg namanya 'Tuhan' adalah kesadaran anda sendiri. Anda juga bisa mengeluarkan ayat-ayat. Refleksi dari kesadaran anda adalah ayat-ayat yg anda keluarkan. Dan anda bisa bilang itu semua berasal dari 'Tuhan'. Tetapi tentu saja kita tidak segoblok manusia masa lalu yg mengaku ada Jibril datang dan membawa ayat-ayat. Kita akan bilang terus terang, bahwa ini hasil refleksi dari kesadaran kita sendiri saja. As simple as that. Now, it's up to you to get out of the box. Untuk ke luar dari kotak yg dipasangkan oleh pembuat agama demi pelestarian pembodohan massal merupakan pilihan. Anda bisa memilih untuk ke luar, dan anda bisa memilih untuk tetap di dalam.. KOTAK.

At least kita tahu bahwa konsep nirvana dan moksha dalam kepercayaan Hindu Buddha sama musykilnya seperti konsep sorga dalam kepercayaan Timur Tengah. Sama-sama konsep saja, yg tujuannya membentuk manusia menjadi budak agama. Ada syariat Hindu Buddha juga, sama seperti syariat Yahudi, Kristen dan Islam. Sama-sama merupakan hasil pemikiran manusia masa lalu yg dipaksakan kepada manusia masa sekarang. Ada kasta ulama. Dan ada kasta pengikut. Kalau anda menjadi pengikut, maka anda akan diiming-imingi oleh nirvana/sorga, dengan berbagai macam bentuk pemikirannya. Sorga Arab penuh susu onta bukan satu-satunya. Ada juga sorga Islam Liberal, yg mungkin mirip dengan sorga susu onta minus bidadari telanjang. Nirvana ala Buddhisme tidak harus berarti kekosongan abadi, karena ada juga yg namanya 'Pure Land Buddhism' yg tempatnya di Barat, diperuntukkan bagi pengikut Maitreya Buddha. Mungkin yg terakhir ini merupakan tanggapan Buddhisme terhadap ajaran agama-agama Timur Tengah. Pure Land Buddhism itu merupakan konsep. Nirvana merupakan konsep. Sorga merupakan konsep. Anda mau yg mana?

Mau ikut konsep nirvana atau nibbana? Mau masuk Pure Land Buddhism dan hidup selamanya dalam tanah murni whatever, di mana tidak ada lagi "kejahatan" (dalam tanda kutip). Untuk masuk ke tempat-tempat itu anda harus ber-bhakti kepada agama, kepada ulama, kepada bhikku, kepada pedanda, kepada sangha, kepada "ajaran Sang Buddha" (dalam tanda kutip lagi). Semuanya merupakan kemelekatan. Mereka mengkhotbahkan supaya manusia terlepas dari kemelekatan, tetapi mereka sendiri memaksakan kemelekatan. Kemelekatan kepada konsep nibbana. Kemelekatan kepada dharma. Kemelekatan kepada 8 jalan kebenaran. Kemelekatan kepada tri dharma, whatever. Semuanya kemelekatan. Kontradiksi dari apa yg dikhotbahkan. Dan kalau ditelanjangi kontradiksinya, maka akan marah. Sama saja seperti ulama Islam yg ditelanjangi. Bedanya Islam resmi tidak mengajarkan kemelekatan terhadap konsep reinkarnasi, melainkan langsung masuk sorga atau neraka.

So, kalau ada reinkarnasi, apapun yg anda percayai tidak akan menjadi masalah. Reinkarnasi akan tetap ada. Kalau ternyata tidak ada reinkarnasi, maka iman anda terhadap reinkarnasi tidak akan berpengaruh karena tetap saja tidak ada. So, berarti di sini ada iman juga. Iman terhadap reinkarnasi. Dan ini sama membodohinya seperti iman terhadap nabi-nabi dari Nabi Adam sampai the so-called nabi penutup. Pedahal Adam tidak ada. Itu cuma sahibul hikayat saja. Pure Land Buddhism juga cuma sahibul hikayat saja. Semuanya berguna untuk memberikan rasa ketenteraman kepada manusia normal, yg membutuhkan sokongan moral supaya bisa menanggung derita hidup di bawah penguasa yg impossible dan tuntutan agama yg begitu berat. Sokongan itu datang dari penguatan iman bahwa di kehidupan berikutnya si manusia akan bisa lahir kembali dalam tangga sosial yg lebih tinggi. Akan lebih tercerahkan.

Tetapi kalau sudah lebih tercerahkan seperti banyak dari kita di sini, tentu saja kita tidak akan lagi perduli terhadap ajaran reinkarnasi dari agama-agama Hindu Buddha yg mostly isapan jempol belaka, terutama syariatnya tentang karma dan dharma. Karma dan dharma is none other than konsep amal ibadah. Amal ibadah dalam konteks Hindu Buddha. Ujung-ujungnya adalah pembodohan manusia. Cirinya adalah brainwashing, cuci otak. Ada rasa takut yg ditanamkan. Pedahal tidak ada apa-apa. Pedahal kita lahir dan mati begitu saja, apa adanya saja. Dan kita cuma bisa tahu bahwa kita selalu sadar. Sadar bahwa kita sadar. Di sini dan saat ini. Perlu apa lagi?

So, Allah atau Tuhan cuma merupakan medium untuk menghiasi bibir kita. Kita maunya apa, dan kita selipkanlah kata Allah atau Tuhan di sana. Sama saja benernya kalau kita ganti kata Allah dengan Harry Potter, misalnya. Wahai Leo, ingatlah Harry Potter. Kalau kamu bermain dengan wanita yg mencurigakan, maka Harry Potter tidak akan mengajak kamu main bola ajaib lagi. Dan kamu akan bisa DO dari sekolah sihir Dumbledore. Dan kamu akan jadi muggles, sama seperti orang-orang yg rajin ke gereja dan menyembah Yesus. Muggles itu orang yg patut dikasihani, blah blah blah..

Imagination only, isn't it?

Imagination is another term for those things believed in. Kita bisa percaya dan mengulas habis-habisan hasil imajinasi kita karena telah kita beri nama semacam sorga dan neraka, atau nibbana dan samsara. Samsara itu kehidupan ber-reinkarnasi. Lahir dan hidup kembali berulang-ulang, namanya samsara. Dan masuk ke kosa kata bahasa Indonesia sebagai istilah 'sengsara'. Kenapa sengsara? Karena sedang menjalani samsara (reinkarnasi). Siapa yg menjalani samsara? Ya kita semua ini. Kalau kita sudah moksha barulah kita meninggalkan siklus samsara atau siklus reinkarnasi. Begitu teorinya bukan?

Ada konsep-konsep baku yg kalau diplesetkan akan terdeteksi. Pernah saya coba plesetkan konsep nirvana dari khazanah Hindu Buddha, saya samarkan dengan konsep sorga dari Timur Tengah. Ternyata orang yg memahami konsep itu bisa melihatnya. Pelesetan saya ternyata terdeteksi. Tetapi, pada pihak lain, hal itu juga membuktikan bahwa yg kita bicarakan cuma konsep thok. Kalau konsep baku, kita akan tahu apakah yg dibicarakan sudah pas ataukah melenceng. Kalau melenceng, baik asli ataupun dipelencengkan, maka akan bisa terlihat. Dan akan bisa diluruskan lagi. Dan itu membuktikan dengan sempurna bahwa kita cuma bermain dengan konsep belaka. Pemikiran belaka.

Dan bukan berarti bahwa benar ada sorga neraka, bahwa benar ada nirvana dengan berbagai variasinya yg dikenal sebagai macam-macam sorga yg dihuni oleh bermacam-macam Buddha. Yg jelas, kita akhirnya bisa tahu bahwa ternyata konsep-konsep itu diciptakan untuk manusia hidup agar bisa menjalani kehidupannya dengan lebih tenteram. Agar bisa menjawab apa yg merisaukan pikirannya. Untuk memberikan kepastian. Pedahal kita tahu tidak ada yg pasti di dunia ini selain kenyataan bahwa cepat atau lambat kita semua akan mati. Kita tidak tahu pasti apakah benar ada sorga. Kita cuma tahu bahwa ada konsep sorga. Kita tidak tahu pasti apakah benar ada reinkarnasi dengan puncaknya berupa moksha, plus berbagai variasi sorga versi Hindu Buddha. Kita cuma tahu bahwa ada konsep-konsep itu.

Ujung-ujungnya adalah kita akhirnya akan menjadi manusia yg pragmatik. Kita akan lakukan apa yg bisa kita lakukan. Kita akan jalani apa yg kita bisa jalani. Kita akan tinggalkan apa yg bisa kita tinggalkan karena ternyata tidak memuaskan lagi. Banyak yg sudah meninggalkan konsep sorga neraka dari Timur Tengah. Banyak yg sudah meninggalkan konsep moksha dan samsara dari India. Banyak yg akhirnya menjadi orang pragmatik saja. Termasuk saya. Walaupun, tentu saja, saya juga memiliki belief system bahwa ini semua merupakan sebuah permainan. A big game played by, katakanlah ALL THAT IS. All that is can't know itself, it has to experience the ramifications of its imaginations to the fullest. Our consciousness is a spark of ALL THAT IS, albeit looking out from inside out. Each one of us is like that.

Berikut tanya-jawab antara tiga orang teman yg berbeda dengan saya:


+

PERCAKAPAN 1: KALO BERJODOH KITA PASTI KETEMU LAGI


T = Salam Mas Leo, saya tertarik dengan kejujuran anda. Sebelumnya saya membaca tulisan anda tentang rekon, saya mencocokkan dengan pengalaman spiritual saya pribadi, tentang mimpi saya yg tidak biasa, system keyakinan, dan segala kejadian yg saya alami, ternyata sama eh persis, saya menjadi semakin yakin bahwa yg saya alami bukan sesuatu yg aneh, ini adalah kenyataan, bukan klenik atau takhayul atau sejenisnya, it's real, terima kasih Mas Leo, semoga anda tidak kehilangan 'harapan'.. sekali lagi maturnuwun.. Kalo berjodoh kita pasti ketemu lagi.. salam.

J = Amin, walaupun saya tidak bisa ingat pernah bertemu anda di mana. Di email anda dituliskan bahwa nama anda Muhammad, dan there are quite many Muhammads among my friends. Eniwey, it's nice to hear from you. My answer is amin, amin amin ya rabbil alamin, next!


+

PERCAKAPAN 2: TIDAK PERLU HARUS SAKIT JIWA


T = Selamat berjumpa, Mas Leo..

Moga masih ingat dengan saya, mo sharing Mas Leo atas kebuntuan yang dialami oleh saudara saya yang background spiritualnya Kejawen seperti yg udah saya sharing terdahulu, notabene beliau udah sukses sakti mandra guna, saya bilang sukses karena lantaran beliaunya bisa membantu sesama hidup sing nandang susah, bisa calling other person without HP, bisa menyembuhkan orang sakit lantaran diberi something and someone oleh beliau, jangankan sakit biasa sakit gila ajah bisa disepak tanpa ampun olehnya, bisa tau orang sakit wes entek mangsane ato emang bisa go on lagi dll sbg-nya.

J = Ok, then?

T = Sampe suatu hari anak perempuannya nandang "sakit jiwa", aneh bin ajaib beliaunya malah ndak bisa ngobatin anaknya, akhirnya beliaunya mondar mandir ke sana ke sini cari orang sakti-sakti maklum mandra guna udah terlanjur disandangnya... ehehehehehe... wong sakti mandraguna golek tombo anake nang wong sak ngisore juan bikin aku ndomblong mlongo ra geduk genterku... hidup yg aneh... huakkkk... (ini yg bikin salut aku sama beliau orang sakti mandra guna mengakui kekurangannya, di atas langit masih ada langit). Hingga sampai saat ini sudah 2 tahun 4 bulan anaknya belum kunjung pulih juga kesadarannya. Sampai beliau pasrah ngalah dengan pencarian buat kesembuhan anaknya hikss hikss..

J = Ok, then?

T = Dari para sakti pencarian beliau 6 pendekar udah angkat tangan semua dan bilang itu semua karena kualat kesiku bahasa Jawanya atas perbuatan beliau waktu menolong sesama, yg paling menonjol karena keterbukaan beliau memberikan jawapan atas clients yg datang menanyakan keadaan saudaranya sakit Wes entek mangsane ato emang bisa go on lagi umpama wes takdire beliaunya bilang detail sampe harinya bahkan jamnya... edan edann...

J = Ok, then?

T = Anaknya yang sakit itu namanya Anjar Wati, ndak seperti dulu yang sempet bengak bengok di awal sakitnya sekarang adek ini hanya mengurung diri di kamar, tidur-tiduran saja, tetapi soal makan mandi ke belakang mo bobo udah bisa ngomong mesti hanya sepatah dua patah kata, bila diajak bicara banyak mengangguk dan menggelengkan kepala. Satu yang jadi tanda tanya besar bagi beliau dari awal hingga saat ini ketika ditanya namanya adek ini bilang namanya 'Selendang Pelangi' dan Anjar Wati sudah mati gitu jawabnya...

J = Hm..

T = Adakah saran-saran buat kesembuhan dari adikku ini Kang Leo, and coba ditrawangkan kenapa dia bilang 'Selendang Pelangi', kenapa gak selendang yang lain ato memang ada simbul terpendam di sini dari sudut pandang sampean... karena dari para pendekar yang udah didatangi saat ditanyai apa itu 'Selandang Pelangi' hanya mampu bilang itu bukan jimat, bukan perewangan, bukan pula jin ato setan so paling banter hanya bilang 'Selendang Pelangi' is = ghaib / ghoib.

J = Selendang pelangi merupakan simbol dari berbagai atribut berupa agama-agama, tradisi-tradisi, peran-peran yg kita sampirkan di bahu kita. Bisa juga dipakai sebagai kerudung, tetapi itu cuma pelengkap saja, bukan yg mutlak, karena tanpa selendang kita juga bisa hidup, dan hidupnya biasa-biasa saja. Saya sendiri dari dulu sampai sekarang jarang sekali pakai selendang, kecuali ketika berjalan di atas salju. Dan selendang saya terbuat dari bahan wool, warnanya beige, bukan pelangi. Selendang pelangi adalah simbol yg dimunculkan dari dalam alam bawah sadar wanita ini. Selendang pelangi merupakan simbol dari keberagaman, pluralisme, tetapi tetaplah simbol belaka, dan bukan essensi. Yg essensial adalah kesadaran kita. Kita sadar bahwa kita sadar, dan kita tahu bahwa yg paling manusiawi saat ini adalah mengakui keberagaman, kepelangian kita semua. Tetapi kita bukanlah pelangi itu. Pelangi adanya di atas langit, dan kita ada di atas bumi. Kita juga bukan selendang, kita manusia yg mengenakan selendang.

Saya melihat bahwa ada kerancuan di dalam kesadaran wanita ini. Mungkin diakibatkan oleh maraknya segala macam latar belakang yg dibawa oleh orang-orang yg datang kepada ayahnya sendiri yg dibilang sebagai sakti mandraguna. Orang-orang ini adalah pelangi, dan rupanya tidak ada selendang yg dibuat untuk menjelaskan keberadaan orang-orang itu. Jadi, semacam berjalannya segala sesuatu di dalam alam pikiran masing-masing. Yg kejawen tetap kejawen, yg Islam tetap Islam, yg Kristen tetap Kristen, dsb... Dan akhirnya berbenturanlah segalanya tanpa penjelasan. Harusnya ada selendang yg sudah dibuat oleh ayahnya sendiri yg membantu orang-orang itu, tetapi saya rasa ayahnya itu tetap di dalam ke-Kejawen-annya, sehingga terjadilah kekosongan. Kekosongan di alam astral, katakanlah. Nah, kekosongan itu begitu kuatnya secara energi, sehingga wanita ini jiwanya tertarik ke arah itu, untuk mengisinya. Dan diisilah kekosongan energi itu dengan kesadarannya sendiri yg sekarang mengaku bernama 'Selendang Pelangi'.

Itu yg saya lihat. Saya bukan klenik, dan saya rasa penjelasan saya cukup rasional. Kalau ayah dari wanita ini mau, silahkan bawa anaknya ke tempat saya di Jakarta. Saya akan ajak bicara biasa-biasa saja. Itu cara penyembuhan dari saya, bicara saja, bicara biasa-biasa saja. Tetapi kalau tinggalnya jauh dari Jakarta dan tidak mau dibawa ke saya, it's also ok. Mungkin akan ada orang yg mau berbicara dengan wanita itu. Berbicara apa adanya saja, dan menerangkan bahwa apa yg muncul merupakan berbagai belief systems belaka, dan memang cuma fantasi saja. Penyembuhan bisa dilakukan apabila fantasi dilabrak dengan fantasi juga. Fantasi santet dilabrak dengan fantasi bukan santet. Fantasi pelet dilabrak dengan fantasi kemusykilan pelet. Fantasi lawan fantasi. Hasilnya adalah netral.

So, yg terlihat adalah pelangi pelangi alangkah indahmu. Terlau banyak hijau, maka harus ditambah merah. Terlalu banyak merah, maka harus ditambah kuning, dsb... Tetapi pelangi itu tidak harus dibuat selendang dan dibawa kemana-mana.

Itu yg akan saya coba jelaskan. Bahasa saya tentu saja akan berbeda, tergantung dari pengertian yg ada di wanita itu. Saya tahu caranya, tetapi tidak akan efektif dilakukan dari jarak jauh. I have to meet the woman in person. Dan kalau ternyata tidak bisa karena tinggalnya jauh, maka mungkin akan ada orang lain yg mau berbicara, berdialog, dan menerangkan bahwa segalanya itu biasa-biasa saja. Sakti mandraguna cuma bagi orang yg tidak mengerti. Tetapi bagi yg mengerti, segalanya biasa saja. Dan karena biasa saja, tidak perlu dibawa begitu serius sehingga menjadi "sakit jiwa" (dalam tanda kutip).


+

PERCAKAPAN 3: MATA KETIGA DAN CARA MENGGUNAKANNYA


T = Mas Leo, mohon maaf sebelumnya kemaren tanggal 16 Januari 2010 tidak bisa hadir di acara kumpul meditasinya, saya ingin tau elemen dalam diri saya itu apa ya pak? Dan apa sebenarnya yang ada di tangan kanan saya dan kepala saya? Setiap saya kebaktian di gereja saya selalu merasakan ada sesuatu yang bergerak seperti kapas. Apakah saya ada bakat untuk belajar prana dan mata ketiga?

J = Yg rasanya seperti kapas namanya prana, muncul sendiri kalau kita rajin meditasi. Elemen anda terutama api, berbakat untuk melakukan penyembuhan fisik, caranya terserah. Teruskan saja meditasinya, dan lakukan saja apa yg dirasa perlu dilakukan.

T = Tapi saya jarang meditasi & perasaan seperti kapas tersebut sudah ada sejak saya masih SMP dulu. Lama sebelum tau yang namanya meditasi. Dan dulu pernah mengikuti aliran bela diri tenaga dalam tetapi saya tidak yakin kalau saya menguasainya. Bahkan dari terawang seorang teman seperguruan saya dikatakan memiliki pendamping sesosok mahluk yang berwujud kepala seorang wanita dan bertubuh ular yang berada di bahu kiri saya, di bahu kaki kanan ada seekor macan putih yang mendampingi setiap langkah saya, tapi saya tidak yakin akan hal itu dan dia juga menambahkan kalau mata ketiga saya sudah terbuka. Tapi saya tidak merasakannya dan dapat menggunakannya. Apakah mata ketiga saya sudah terbuka? Sangatlah penting jawaban dari pertanyaan tersebut bagi saya. Untuk membuktikan kebenaran dan kalau benar sudah terbuka semoga bisa bermanfaat bagi sesama.

J = Mata ketiga anda sudah terbuka, tetapi anda ragu-ragu. Anda ragu-ragu mungkin karena pernah diberi-tahu bahwa yg namanya mata ketiga adalah kemampuan melihat hantu-hantu, pedahal bukan itu. Kemampuan melihat hantu bahkan sudah ada di sebagian orang sejak lahir, karena memang manusianya sensitif, bisa merasakan energi yg ada di sekitarnya dan, karena orang sensitif itu biasanya mentalnya juga lemah, maka yg dirasakannya itu akan muncul seolah-olah berbentuk fisik. Pedahal secara fisik tidak ada apa-apa. Yg dilihatnya cuma impressi yg muncul di dalam pikirannya saja. Dan itu bukanlah mata ketiga, bukan mata batin. Dan itu bisa kita saksikan dimana-mana. Ada banyak dukun yg mengaku bisa melihat segala macam jin yg katanya ada di tubuh kita. Tetapi apa itu mata ketiga? Tentu saja bukan. The dukuns memang sensitif as well as tidak punya malu untuk mengaku melihat ini itu. Dan akhirnya saya dilihat memiliki 1001 macam jin yg bisa mengirimkan santet dan pelet. Apakah itu mata ketiga? Apakah itu bisa membantu banyak orang?

The answer is no. Kemampuan melihat yg aneh-aneh itu belum tentu juga benar. Ada kemungkinan benar apabila di-interpretasikan dengan pas. Tetapi interpretasi akan berbeda-beda tergantung dari belief system orangnya. Kalau orangnya klenik, maka interpretasinya akan ngawur kemana-mana. Kalau orangnya rasional seperti saya, maka interpretasinya akan lebih pas, karena saya bisa menghubungkan belief system orang dengan apa yg dirasanya dilihatnya. Teman anda melihat ada bentuk-bentuk energi di tubuh anda. Kemungkinan memang anda orangnya berbakat dari lahir, tetapi anda masih saja terpaku pada pengertian mata ketiga seperti dianut oleh umum. Pengertian mata ketiga seperti itu termasuk pembodohan massal juga. Disebarkan oleh manusia yg tidak memiliki background akademik, sehingga pemaparannya terdengar penuh dengan takhayul. Apakah benar ada harimau putih menempel di tubuh anda, misalnya? Tentu saja tidak. Yg terlihat itu cuma bentuk energi saja, simbol saja. Dan itu bukan diperlihatkan oleh mata ketiga.

Mata ketiga atau mata batin adalah yg mampu melihat orang-orang apa adanya saja. Apabila anda bisa melihat bahwa pelatih bela diri anda adalah orang yg penuh dengan ketakutan karena dia berpegang kepada ayat-ayat Al Quran, maka bisa dikatakan bahwa mata ketiga anda telah terbuka. Kalau anda bisa melihat bahwa orang-orang yg datang ke gereja itu cuma mau memperoleh berkah dari Tuhan yg menurut mereka harus dipuja-puji setinggi langit, maka artinya mata ketiga anda telah terbuka. Dan anda bisa menggunakannya dengan cara bilang apa adanya saja kepada orang-orang itu. Kalau anda melihat orang munafik di gereja, katakan saja bahwa dia munafik. Bilang saja bahwa Tuhan yg dinyanyikan lagu 'Nina Bobok' itu cuma hasil imajinasi saja. Itu kegunaan mata ketiga. If you feel you have it, just use it. Bilang saja apa adanya gitu lho..


+

Leo
@ Komunitas Spiritual Indonesia .

1 komentar:

  1. Sy org jawa, dlm konsep jawa Tuhan itu jauh tak terlihat, dekat tak bersenggolan. Butuh kesadaran/penyadaran diri tuk memahami...

    BalasHapus