Jumat, 19 Februari 2010

Saya Kenal Cowok Bule di Chat Room

Friends,

Teman wanita di percakapan pertama merasa anunya gimana gitu kalo sedang on dengan seorang cowok bule yg dikenalnya di chat room. Teman di percakapan kedua bilang Ibnu Sina kafir. Saya iyakan, memang kafir.


+

PERCAKAPAN 1: SAYA KENAL COWOK BULE DI CHAT ROOM


T = Mas Leo, apa kabar?

Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan, soalnya saya bingung mau kemana lagi saya bertanya, dan ini mengenai diri saya. Maaf yah baru kenal tapi udah mulai tanya-tanya gitu deh... hehehe...

J = Hehehe...

T = Ini mengenai diri saya yang selalu merasa ragu-ragu terhadap banyak hal dalam hidup saya. Saya tau keragu-raguan adalah hal yang buruk. Tahun lalu sampai sekarang saya kenal dengan seorang cowok dari chat room, sekarang dia kerja untuk proyek di Jepang. Sejak kenal dekat dengan dia, saya merasa senang dan bahagia. Sampai suatu saat kalau dia nggak OL sehari aja rasanya kayak ada yang ilang. Karena dengan banyak ngobrol sama dia, saya banyak belajar dari dia dari mulai harus selalu open untuk apapun, dan dia juga sering sharing masalah sex, maklum bule hihihi...

J = Hihihi...

T = Tapi lumayan juga. Nah di masa itu kalo kita lagi gak OL, saya sering banget ngerasa kalo dia tuh sering berbicara di hati saya, dan saya merasa kalo setiap saya balik bicara dengan dia saya merasa ada sesuatu yang menarik/menonjok tepat di rahim saya. Dan hanya kalo saya mikirin dia. Terus kalo saya lagi ngebatin dia, dia muncul OL.

J = Hm..

T = Semenjak kenal sama dia, saya jadi merasa lebih peka terhadap apapun. Saya sadar dan bisa merasakan emosi setiap orang di sekitar saya, bahkan saya bisa merasakan apa yg mereka pikirkan dengan mudahnya.

J = Ok, then?

T = Suatu saat dia sering mengajak saya bertengkar dan saya hanya pasrah saja. Karena mungkin kita jauh, dan saya belum pernah ketemu sama dia, dia marah dengan bahasa kasar, tapi sejak Januari kemarin dia berubah drastis, jadi baik lagi, padahal aku kira dia akan bener-bener ninggalin aku. Emang karena dia aku belajar jadi jujur atas perasaanku sendiri. Udah gak malu bilang cinta, sayang, or whatever lah..

J = Ok, then?

T = Yang ingin aku tanyain adalah apa yang terjadi sama diri aku? Dulu aku rajin meditasi di mata ketiga, sekarang udah jarang. Karena aku ngerasa segala sesuatunya udah jadi simple, bahkan aku baca kartu tarot pun jadi mudah simple aja muncul di kepala aku. Tapi aku gak bisa baca masalah pribadiku sendiri. Dan aku banyak belajar dari banyak kejadian di sekitar aku dan kejadian di dunia juga. Aku atheis sekarang, tapi aku gak bilang sama siapapun, males juga aku gak butuh lagi nonsense kayak gitu. Dan kenapa kalo mikirin tu cowok kok rasanya di bagian rahim aku kayak ditarik-tarik ke dalam/ditonjok yah? Terus aku ingin tau mas, apa tu cowok serius sama aku? Dia beberapa kali ngajak aku merit, padahal kita belum pernah ketemu, hihihi...

J = Hihihi...

T = Nah jeleknya aku, keragu-raguan besar selalu muncul dalam pikiran aku, jadi kepikiran terus, dan aku takut dia sebenernya gak serius sama aku. Biasa kalo cewek pasti gak bisa cuek, mikir terus, aku gak bisa tau seberapa serius dia sama aku, dan apakah yang aku rasakan sama dengan yang ia rasakan?

J = Hm..

T = Padahal sehari tanpa dia sepi banget, dan gak semangat, aku ngearasain banyak pelajaran dari dia, walaupun dia tempramental abis. Pokoknya sejak nemuin dia di chat troom aku ngerasa hidup aku tu lebih berenergi, mengingat sebelumnya aku merasa down, karena masalah besar menimpa keluargaku. Dan sekarang dia mulai jarang OL, gak intens lagi kayak dulu. Tapi kalo keseringan OL aku juga bosen, aku ini pembosan berat...:)

J = Sama, aku juga pembosan berat, then?

T = Apakah kalo kita mencintai seseorang kita bisa rasakan dia juga berbicara sama kita? Kalo hanya lewat chatting apa memang benar ada energi yang kita rasakan? Terkadang aku meyakini semua itu, tapi kadang ragu juga dateng. Dan keragu-raguan tidak hanya datang pada satu masalah, sampai ke bos aku pun aku ngerasa ragu banget, apa keraguan itu mengarahkan kenyataan yang benar atau yang salah? Soalnya sangat mengganggu sekali.

J = Hm..

T = Maaf banget mas, suratnya panjang banget, mudah-mudahan Mas Leo bisa kasih pendapat tentang yang terjadi sama diri aku, sounds ridiculous, I don't even recognize what really happens to myself...:)

J = Menurut saya anda very lonely as well as merasa kering secara seksual, ceile.. Saya juga begitu makanya saya gampang jatuh cinta. Tetapi jatuh cinta di dunia maya is mostly illusional, kecuali anda mau realistis bahwa cinta is cinta, nothing more is required gitu lho. Kalo mao diwujudkan juga bisa, tapi anda harus menerapkan ilmu gombal. Rayulah si cowok bule supaya datang dan membuktikan kejantanannya. Kalo cuma ngomong doang maka anda akan berpaling kepada pria lain yg akan dengan senang hati mengantri di hadapan anda. Fyi, pria itu senang menjadi 'korban' pelecehan seksual yg dilakukan oleh wanita-wanita kesepian. And that's also the reason that I have been promoting myself. I write it plainly that I am available, siapa cepat dia dapat. Tetapi tidak untuk selamanya of course karena saya berprinsip cinta tidak mengikat. Kalo harus diikat saya akan lari sambil nyanyi lagu 'kejarlah daku kau kutangkap'.. HAP!


+

PERCAKAPAN 2: GAK HERAN KALO IBNU SINA DICAP KAPIR


T = Hello Mas Leo,

Saya udah bolak balik bolak baca note notes anda dan ebook-ebook anda. For the first time, saya ingin bertanya ke anda :)

J = Boleh aja, what's the question?

T = Saya yakin sepenuhnya sampai saat ini, bahwa Tuhan, agama dan tetek bengeknya sebenarnya hanyalah konsep ciptaan manusia. Saya juga pernah baca tulisannya Ibnu Sina yang bernada sama. Gak heran kalo Ibnu Sina di cap KAPIR... sama ulama-ulama sesudahnya.

J = Memang kapir, then?

T = TAPI Mas Leo, saya tidak sepaham dengan anda JIKA malapetaka, kesengsaraan dan keberuntungan itu adalah kejadian acak. Ilmu-ilmu fisika menunjukkan kita adanya keteraturan, Untuk itulah saya percaya dengan adanya hukum sebab-akibat alias aksi reaksi. Dan secara tidak langsung saya menyenangi konsep reinkarnasi.

J = That's good, then?

T = Dengan demikian saya berpikir bahwa hidup di dunia ini untuk belajar. Kalo belum bisa belajar ya tinggal kelas, belajar lagi, reinkarnasi lagi. Seterusnya hingga kita mengerti. Dan terus belajar. Hingga akhirnya kita mengerti kesatuan. Dan berusaha semaksimal mungkin untuk berbuat baik dengan siapa saja, dan apa aja. Gak membuang sampah sembarangan karena sudah sadar. Gak ngesex sama istri orang karena sadar itu menyakitin hati suaminya, dll. Agak beda sama pendapat Bang Leo, yang kita hidup ya hidup aja. Mau ini itu terserah. Pikir saya hampa sekali hidup seperti itu mas ? Jadi bukan manusia lagi. Dan saya pikir kalo prinsip itu yg dipegang, terus gimana prinsip-prinsip kemanusiaan? Ada orang minta tolong gak ditolong, seperti itu kah?

J = Tentu saja tidak. Kalau ada orang minta tolong dan anda mampu dan mau menolong, maka tolonglah. Kalau anda mampu dan tidak mau, maka tidak usah tolonglah. Menolong orang juga merupakan pilihan. Anda mau atau tidak mau. Orang-orang beragama itu walaupun diajarkan untuk menolong orang lain banyak yg memilih untuk tidak menolong walaupun mampu. Dan itu hak mereka. Banyak yg bukan menolong malahan menjerumuskan manusia menjadi budak agama. Banyak yg melestarikan pembodohan massal. Banyak yg menghancurkan tempat peribadatan orang lain. Pedahal semua manusia memiliki HAM yg sama. Memiliki hak dan kewajiban yg sama di depan hukum. Tetapi banyak sekali diskriminasi yg dilakukan oleh orang beragama walaupun ajaran agamanya mengajarkan sebaliknya.

Prinsip-prinsip kemanusiaan hanya bisa diperjuangkan melalui jalur hukum. Harus ada hukum yg tegas bilang bahwa kelakuan jahilliyah is kelakuan jahilliyah walaupun disebut sebagai syariat agama. Kalau masih mau menempatkan dirinya sendiri lebih tinggi dari orang atau kelompok lain, maka jelas itu kelakuan yg tidak produktif sekaligus mencoreng-moreng orang atau kelompoknya sendiri. Dan itu bisa saja dilakukan asalkan segalanya masih tetap di dalam lingkup hidup orang atau kelompok itu. Tetapi kalau sudah dibawa keluar dari lingkungan pribadi, maka artinya sudah mulai berindikasi pelecehan HAM. Pelecehan HAM juga merupakan pilihan, by the way. Manusia berhak untuk melakukan pelecehan HAM maupun tidak.

Tetapi orang lain akan memberikan tanggapan. Ada tanggapan terhadap apa yg kita lakukan, sehingga kita akhirnya akan belajar untuk menjadi dewasa. Dewasa itu artinya menjadi diri sendiri saja tanpa merasa perlu memaksakan diri untuk berbuat baik. Kalau memaksakan diri untuk berbuat "baik" (dalam tanda kutip), maka biasanya terjadi arogansi. Terjadi pembodohan massal yg bawa-bawa Tuhan, pedahal cuma pemikiran belaka. And you know yourself that pemikiran keagamaan itu semuanya buat-buatan. Untuk apa ikut yg begituan? Lebih baik jadi diri anda sendiri saja. Do whatever you want to do, if permitted by the circumstances. It's your own life.


+

Leo
@ Komunitas Spiritual Indonesia .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar