Jumat, 19 Februari 2010

Spiritual Tanpa Ritual

Teman-teman,

Simbol bentuknya bermacam-macam, bisa berupa burung maupun non-burung seperti bisa dibaca di percakapan pertama. Ritual atau upacara keagamaan juga berisikan simbol-simbol semata, bisa dilakukan kalau mau. Bisa juga tidak kalau merasa sudah tidak cocok lagi seperti bisa dibaca di percakapan kedua.


+

PERCAKAPAN 1: AL-KISAH MIMPI SAYA


T = Sebulan yang lalu saya mimpi bertemu Leonardo Rimba. Tidak hanya Gus Leo yang ada, tapi di situ ada teman saya yang lain; Nevi.

J = Hm..

T = Gus Leo kasih burung kecil sama saya. Saya rawat burung itu. Burung itu kabur. Saya kejar. Sampai dapat.

J = Hm..

T = Sampai dapat Sang Burung, Gus Leo menjadi pergi ke mana, entah.

J = Sang Burung yg bentuknya kecil itu simbol dari saya sendiri. Saya memang zinah zinah merpati, suka kabur-kaburan, tapi kalau sudah tertangkap bisa nurut juga, coba aja.


+

PERCAKAPAN 2: SPIRITUAL TANPA RITUAL


T = Mas Leo, udah tiga malam anak saya nangis, sampe akhirnya tadi jam 2 dini hari saya ajak ke balian (dukun di Bali). Katanya anak saya dimasuki roh jahat, setelah diobati langsung sembuh.

J = Hm..

T = Sebenarnya saya udah jengkel karena keluarga saya kayaknya udah menjadi target operasi, saya ingin sekali saya menghajar orang yang tidak bertanggung-jawab itu tapi gimana caranya wong dia tak tampak dan lagi aku belum punya kewaskitaan untuk menghadapinya.

J = Hm..

T = Bagaimana caranya menggunakan intuisi untuk menangkal atau menyembuhkan penyakit semacam itu?

J = Menurut saya ada "penyakit" tertentu di Bali yg obatnya dipahami oleh balian di sana. Kalau sudah ada balian yg cocok, ya sudah, ke sana saja. Saya sendiri tidak pakai pengertian dari balian, tetapi kalau mau pakai pengertian seperti itu juga tidak dilarang, yg penting bisa sembuh.

T = Memang ada balian yg cocok, beliau selalu siap menolong bila diperlukan walaupun tengah malam.

J = That's good.

T = Btw, seorang jero mangku (penjaga pura di Bali) meramalkan saya bahwa di umur 30 tahun saya harus ngayah (mungkin jadi balian) untuk umat manusia.

J = Hm..

T = Di rumah saya konon juga akan bersemayam beberapa dewa. Namun saya masih mengabaikan hal itu, saya belum percaya itu akan terjadi.

J = Hm..

T = Kalau dari pandangan Mas Leo, apakah itu mungkin / akan terjadi pada saya? Sedangkan saya sungguh tidak tau apa-apa apalagi agama.

J = Menurut saya itu mungkin sekali terjadi, lihat saja nanti.

T = Lalu apakah kepahitan hidup yg saya alami selama ini adalah ujian menuju tingkatan spiritual yg lebih tinggi?

J = Kurang lebih seperti itu.

T = Membuka mata ketiga apa harus dengan meditasi?

J = Tidak harus. Semua orang lahir dengan mata ketiga yg terbuka, tetapi kita semua diajarkan untuk percaya agama. Kalau kita percaya agama, maka mata ketiga kita tertutup. Ketika kita sadar bahwa agama membohongi kita, maka mata ketiga kita terbuka. As simple as that.

T = Dan pastinya mata ketiga saya masih tertutup banyak dosa hehehe.. benar gak?

J = Bener sekali. Kalau anda masih percaya dosa maka mata ketiga anda masih tertutup rapat.

T = Sebenarnya saya lebih tertarik dengan spiritual tanpa ritual, yg simpel aja, kalo pendekatan agama kan agak ribet dan makan biaya, ada gak ya yg kayak gitu?

J = Tentu saja ada. Saya praktisi spiritual tanpa ritual, tanpa agama, tanpa ribet dan tanpa makan biaya.


+

Leo
@ Komunitas Spiritual Indonesia .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar